Minggu, 22 Mei 2011

“Guru Privatku = Cintaku?” (part 1)

***

Ada seorang gadis cantik yang bernama Oik Cahya Ramadlani, atau yang akrab di sapa Oik. Sekarang Oik duduk di kelas XII di SMA BRAWIJAYA *emang ada ya?:D*. Oik adalah anak tunggal dari keluarga Ramadlani, yang bisa di bilang keluarga terpandang. Oik tumbuh menjadi gadis yang cantik dan di sukai banyak orang.
Tetapi, kedua orang tuanya sangat khawatir dengan nilai pelajaran IPS putrinya itu. Nilai IPS Oik memang agak buruk, ya karena memang terlebih dia sendiri lebih menyukai IPA ketimbang IPS, ckck.
Latar belakang keluarganya memang penyuka ilmu-ilmu social. Ayahnya adalah seorang dosen di Fakulitas Hukum, sedangkan bundanya lulusan sarjana studi sejarah. Itulah sebabnya, Oik harus  mengikuti keinginan orangtuanya masuk di jurusan IPS. Belakangan ini, prestasi belajar Oik di pelaran IPS selalu menurun. Sehingga bundanya harus mencari guru privat untuk putrinya itu. Tapi, dari sekian guru privat yang mengajari Oik selalu tidak betah. Ada-ada saja ulah Oik, misalnya ketika guru sedang menerangkan, ia tidak pernah focus dan masih banyak lagi. *wkwk..pletakk*. Dan itu membuat guru privatnya memilih mengundurkan diri.

Bel pulang sekolah baru saja di bunyikan, membuat pelajaran Geografi hari itu di hentikan. Terlihat Oik menghela napasnya lega.
“Fiuhhh… akhirnya selesai juga tuh pelajaran. Ckck.. bisa-bisa rambut gue rontok dengerin tuh ocehan guru” gumam Oik sambil mengambil tasnya dan keluar dari kelas.

Di depan gerbang, Oik mellihat ke tiga sahabatnya yang sedang berdiri di sana. Langsung saja, ia menghampiri mereka.
“hay guys…  ntar sore kita jalan yuk?! Hhehe” ucap Oik kepada ke tiga sahabatnya.

“wah, tumben bener nih, Ik. Lo ngajakin kita jalan, bukannya sore-sore lo ada les privat?” kata Acha, salah satu sahabat karib Oik.

“ho’oh… Cuman hari minggu doang loh kita bisa jalan bareng!” sambung Sivia yang mengamini perkataan Acha tadi (?)

“hoho.. tenang friend, sore ini gue bebas!! Kagak ada les-lesan lagi” jawab Oik dengan cengirannya.

“tunggu..tunggu… jangan bilang tuh guru privat lo ngundurin diri lagi?” Tanya Ify

“yapp.. tuh nenek sihir akhirnya nyerah juga ngajarin anak kayak gue. Ckck” jawab Oik santai kayak berasa di pantai (?)

“ckck.. emang lo apain lagi tuh guru ampe ngundurin diri, Ik??” kini giliran Sivia yang Tanya.

“enggak gue apa-apain. Dianya aja yang ngundurin diri sendiri.”

“parah…parah banget sih lo, ik. Dari sekian guru privat yang ngajarin lo, nggak ada yang bisa ngatasin kebandelan lo. Hahaha” tawa Acha yang geli melihat tingkah sahabatnya yang satu ini.

“habisnya mau gimana lagi, emang dari sananya gue gak berjodoh sama IPS. Huuhh..ini gara-gara bunda sama ayah gue..” ujar Oik

“Whehe…sabar aja nyakk, Ik” kata acha, Sivia, dan Ify.

Oik tersenyum lebar, “thanks yo, kawan-kawan gue yang buaikk…” katanya sambil mencubit pipi sahabat-sahabatnya itu.

Tak lama, mobil jemputan Oik dating juga. Membuat percakapan ke empat sahabat itu terhenti.
“ya udah yo,, gue pulang duluan. Jangan lupa ntar sore!? Bye…” pamit Oik yang langsung ngacir ke mobilnya itu.

“siipp… byee jugaaa!!”

Sekitar 15 menitan, mobil jemputan Oik sampai di rumah yang bisa di katakan mewah. Ya, memang jarak antara rumahnya dengan sekolah tak begitu jauh. Oik langsung saja turun dan melenggang masuk ke dalam rumah.

“Asslamualaikum, bundaa” teriak Oik riang ketika memasuki rumahnya
“Waalaikum salam.. eh putri bunda udah pulang. Ya sudah sana cepet ganti baju, habis itu kita makan siang.” Balas bunda yang dating dari arah dapur
“Siipp, bundaa”

Oik segera menuju ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Setelah mengganti baju seragam sekolahnya, Oik langsung menuju ruang makan.

“Loh ada ayah toh, hehe.. kapan pulang dari Surabaya, yah?” Tanya Oik yang melihat ayah kesayangannya itu sudah duduk di kursi makan.
“Tadi pagi, sayang. Ohiya, nanti ada yang ayah mau bicarain sama kamu” jawab ayah tersenyum
“Wokeh, ayahku”

SKIP

Setelah selesai menyantap makan siang. Mereka berkumpul santai di ruang keluarga.
“Oik, gimana tadi di sekolah?” Tanya bunda
“Ya gitu-gitu aja deh, bun. Nggak ada yang beda, hehe” jawab Oik cengengesan
“Pasti tadi nggak nyimak pelajarannya Bu Okky lagi, kan?” tebak ayahnya. Oia, Bu Okky memang salah satu guru IPS di sekolahnya Oik. Oik hanya senyam-senyum sambil memakan brownisnya.
“Oik sayang, dengarkan ayah baik-baik ya?!. Kamu jangan senang dulu. Karena nanti sore kamu tetap ada les privat!!” ucap ayahnya yang sukses membuat Oik tersentak kaget dan berhenti memasukkan makanannya ke mulut.
“Ayah sudah menemukan guru privat baru untuk kamu lagi, yang pintar IPS. Mengerti?” sambung ayah
“Yaahh, ayah.. gak usah pake guru privatlagi lah, yah?! Oik bisa belajar di sekolah ko, yayaya??” bujuk Oik ke ayahnya ini
“Tidak bisa! Ayah nggak akan membiarkan putri ayah satu-satunya ini jadi bodoh di pelajaran social!” bantah ayah

Oik terdiam, dia paling gak bisa membantah kemauan ayahnya itu.
“Sudahlah, sayang. Kamu dengerin tuh kata-kata ayahmu. Ayah sama bunda Cuma mau yang terbaik buat kamu” kata bunda sambil mengelus rambut Oik.
“Iya..iya, bunda L” jawab Oik lemes, wajahnya berubah jadi asem. #pletakk!!
Bagaimana tidak, padahal Oik udah seneng kalau sore ini dia bisa jalan-jalan bareng dengan ke 3 sahabatnya itu. Dan rencananya jadi GATOTT *caps jebol:P*. Alias gagal total!!
Sementara itu, ayah dan bundanya hanya tersenyum melihat tingkah putrinya itu.

>>>Kamar Oik<<<

Oik meraih ponselnya dan mengetik sebuah pesan ke 3 sahabatnya itu, bahwa nanti sore acara jalan-jalan mereka di batalkan.

To : Acha, Sivia, Ify
Guys..kayaknya ntar sore acara jalan2 kita di batalkan deh. Huhu..maaf ya :’(

Kemudian oik menekan tombol send, dan smsnya pun terkirim. Akhirnya, Oik memutuskan untuk menutup ke dua kelopak matanya dan tidur.
Beberapa jam kemudian, bundanya pun membangunkan Oik dari tidur siangnya itu.

“Oik, ayo bangun, nak. Sudah jam 3 kurang, sebentar lagi guru privatmu yang baru segera dating” kata bunda lembut
“Iya, bunda…” jawab Oik lesu.
“Aduuhh,, kok putri bunda jadi lesu gini sih?? Semangat dong, Ik?!” ujar bunda tersenyum sembari mengelus rambut Oik lembut.
“Iya, bundakuu”

Oik segera menuju ke ruangan khusus yang telah di siapkan ayahnya itu untuk tempatnya les privat. Sekitar jam 3 tepat, guru privatnya sudah dating. Dari ruangan itu, Oik masih bisa mendengarkan pembicaraan ayahnya dengan guru privat itu.

“Selamat siang, pak. Perkenalkan nama saya………”


------- bersambung --------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar