Title : Timeless
Cast : Cakka Kawekas Nuraga
Oik Cahya Ramadlani
Alvin Jonathan Sindunata
Genre : Romance, Angst
Author : Geun Hye Hyun :P
~~~
Di dalam ruang operasi…
“Tit..tit…tit…”
Seorang pria terbaring di sana dengan kondisi yang semakin kritis.
“Suster coba liat apa sudah datang!” perintah dokter yang ada di dalam
ruangan itu pada seorang suster.
“Baik, dok!” sahut suster itu dan diikuti asisten dokter yang menemani.
Sebuah mobil ambulans pun datang.
“Cepat…bawa kemarikan, kondisi pasien semakin kritis.” seru asisten dokter
itu.
Langsung saja saat menerima sebuah kotak, asisten dokter dan suster itu
segera berlari menuju ruang operasi.
Operasi pun dimulai, dokter itu mulai membedah dada pria itu. Darah pun mengalir keluar dari tempat yang dibedah dokter itu. Dokter itu lalu mengambil jantung milik pria itu, dibersihkan dan dihentikan darah yang mengalir dari dada pria itu dengan segera. Setelah itu asisten dokter itu membuka dan mengambil sesuatu dari kotak yang dibawanya tadi, isikotak itu ternyata sebuah jantung. Ternyata pria itu sedang menjalani operasi transplantasi jantung. Saat dokter selesai melakukan transplantasi…
Operasi pun dimulai, dokter itu mulai membedah dada pria itu. Darah pun mengalir keluar dari tempat yang dibedah dokter itu. Dokter itu lalu mengambil jantung milik pria itu, dibersihkan dan dihentikan darah yang mengalir dari dada pria itu dengan segera. Setelah itu asisten dokter itu membuka dan mengambil sesuatu dari kotak yang dibawanya tadi, isikotak itu ternyata sebuah jantung. Ternyata pria itu sedang menjalani operasi transplantasi jantung. Saat dokter selesai melakukan transplantasi…
“Tiiiit……..”
Mesin detak jantung berbunyi panjang dan menunjukkan garis lurus. Dokter
dan suster di situ pun langsung melihat ke arah mesin itu, ditunggunya beberapa
saat dan…
“Degh..degh…degh…”
Mesin tidak lagi menunjukkan garis lurus dan bunyi mesin itu kembali agak
stabil.
“Operasi ini berhasil, dok!” seru seorang suster.
“Yaa… kemarikan jarum operasi, aku akan menutup luka
operasi ini.” Sahut dokter itu.
********************************************************************
“Lepaskan gadis itu!” seru seorang
polisi yang sepertinya dia seorang inspektur sambil menodongkan pistol
miliknya.
“Sudah kubilang kalian semua mundur!” seru seorang pria yang sedang
menyandera seorang gadis cantik dengan pistol di
tangan.
Tiba-tiba polisi itu menunjukkan ekspresi terkejut dan…
“Haa…haa…haa…”
Cakka, pun terbangun dengan keringat yang telah
membasahi seluruh tubuhnya.
“Kenapa aku memimpikan kejadian itu.” Batinnya sambil memegang dada sebelah
kirinya yang masih dibaluti dengan perban.
“Apa maksud semua ini.” Ucapnya lagi dalam hati.
Cakka pun melihat ke arah pintu depan kamarnya dengan
tatapan mata yang tajam, dilihatnya dua bodyguardnya sedang berbicara sesuatu
dengan seorang suster. Cakka pun tak menghiraukan
atau ingin tau sedikit pun dengan apa yang dibicarakan bodyguardnya dan suster
itu.
*{^^}*
~Setelah tak lama keluar dari rumah sakit,
malam harinya…
Cakka sedang menyetir mobil dengan
santai. Tiba-tiba bayangan seorang gadis muncul di pikirannya. Gadis yang
hendak menyuapinya, tersenyum padanya.
“Ah…” Cakka seperti merasa kesakitan dan memukul perlahan kepalanya.
Cakka tetap menyetir dengan kondisi seperti itu. Saat melewati sebuah jalan, dia merasa tidak asing dengan jalan itu. Saat dekat dengan pertigaan, Cakka melihat sebuah Flower Shop yang sangat tidak asing di pikirannya. Dia pun menghentikan mobilnya dan turun.
Cakka tetap menyetir dengan kondisi seperti itu. Saat melewati sebuah jalan, dia merasa tidak asing dengan jalan itu. Saat dekat dengan pertigaan, Cakka melihat sebuah Flower Shop yang sangat tidak asing di pikirannya. Dia pun menghentikan mobilnya dan turun.
“Mungkin aku bisa tau sesuatu.” Batinnya
keluar dari mobil.
Dilihatnya sekeliling took itu dan saat
dia melihat seorang gadis cantik yang sedang membaca,
dia teringat dengan bayangan gadis yang tiba-tiba muncul
di pikirannya tadi. Gadis itu langsung mengangkat wajahnya dan melihat keluar.
Bayangan gadis itu muncul lagi di pikiran Cakka, seketika itu juga Cakka langsung hamper rubuh
sambil memegang dadanya. Gadis itu segera keluar saat melihat Cakka yang terlihat kesakitan.
“Kau tidak apa-apa?” tanya gadis itu
sambil memapah Cakka duduk di kursi depan
tokonya.
Gadis itu, sebut saja Oik, ya itu namanya. lalu masuk sebentar ke dalam toko dan
keluar dengan segelas air. Keadaan Cakka sudah agak baikan. Oik kembali dan duduk di dekat Cakka. Cakka pun menggunakan
kesempatan ini untuk bertanya.
“Apa kau mengenaliku?” tanya Cakka.
“Ng..tidak? Apa maksudmu?” tanya Oik heran.
Cakka pun kembali melihat Oik setelah melihat lagi suasana di toko itu.
“Aku merasa seperti tau
tempat ini dan mengenalmu.” Jawab Cakka dengan sedikit
senyuman. Senyuman manis
“Tapi aku tidak pernah melihatmu sama
sekali.” Jawab Oik lalu memberikan gelas
yang berisi air pada Cakka
Cakka pun memegang gelas dan
juga tangan Oik. Refleks Oik menarik tangannya dan langsung saja pergi meninggalkan
Cakka dengan tampang tidak senang. Cakka melihat Oik dan mengikuti arah ke mana gadis cantik itu pergi. Saat melihat dalam toko, Cakka tidak sengaja melihat
sebuah foto yang ada di atas meja tempat Oik tadi membaca. Terlihat foto gadis itu dengan seorang pria yang tersenyum.
“Pria itu!” Cakka pun terkejut saat melihat foto itu, terlebih lagi pada foto pria yang
bersama Oik tadi
cr : rath
Cakka langsung pergi
meninggalkan tempat itu dan pulang.
*********************************************************************
~At Cakka
Home…
Cakka sedang duduk, terlihat
dia sangat pusing dan sedang memikirkan sesuatu. Dia memikirkan sebuah kejadian
di mana saat itu banyak sekali polisi dan ada seorang polisi yang menodongkan
pistol dengan wajah yang emosi. Cakka sangat bingung
memikirkan hal itu, dia lalu minum segelas wine. Tapi pikirannya selalu pada
kejadian itu dan dia mengingat saat di mana suara letusan pistol terdengar,
polisi yang tadi menodongkan pistol itu langsung roboh. Cakka langsung memegang kepalanya tampak penyesalan dari
wajahnya. Cakka benar-benar bingung.
“Kenapa aku seperti ini!” batinnya.
“Sejak aku menerima transplantasi
jantung ini aku jadi sering memikirkan hal itu lagi dan gadis itu.” Ucapnya
lagi dalam hati.
Cakka pun berpikir sebentar,
“Aku harus mencari tau siapa donor jantung ini.” Ucapnya dan langsung saja dia
pergi ke sebuah tempat.
~Sebuah tempat yang penuh dengan file-file…
Cakka sibuk mencari sesuatu
dari seluruh file yang ada di tempat itu.
“Kuharap di sini aku menemukan sesuatu
dan masalahku menjadi jelas.” Batinnya yang saat itu dia masih sibuk mencari
sesuatu dari data seseorang dari tumpukan file.
Cakka lalu mengambil sebuah
file yang dilihatnya tanggal file itu sama dengan tanggal di mana dia operasi.
Dibukanya file itu dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui data orang
tersebut. Data orang tersebut ialah seorang pria yang sepertinya keturunan China bernama Alvin atau Alvin
Jonathan Sindunata dan ada keterangan bahwa pria ini mendonorkan jantung pada seseorang yang
bernama Cakka Kawekas Nuraga. File yang dipegang Cakka pun jatuh, Cakka langsung terduduk
sambil memegang dadanya. Rasa penyesalan terlihat sekali di wajahnya dan
wajahnya terlihat sedih.
Seketika itu juga dia bangkit dan
kembali ke rumahnya. Dengan tergesa-gesa dia mencari sesuatu dari laci tempat
biasa dia menyimpan barang-barang yang tidak diperlukannya. Satu demi satu
kotaak dibuka dan dibanting olehnya. Bayangan Alvin dan gadis di toko itu, Oik yang sedang bersenda
gurau, siram menyiram dan suap menyuap selalu muncul di pikirannya.
Semua isi laci itu dibongkarnya dan
sudah berserakan ke mana-mana, lalu Cakka mencari di lemari
bawah meja. Diambilnya sebuah kotak dan dibukanya kotak itu, Cakka tersenyum
saat melihat isi kotak itu. Isi kotak itu adalah sebuuah kalung berbentuk hati,
langsung saja Cakka berdiri dan membuka kalung itu. Terlihat foto yang sama
dengan yang ada di meja toko Oik itu. Tangan Cakka langsung gemetaran, kembali dia terduduk lemas
dan dengan tampang sedih Cakka memegang kepalanya.
~Esoknya…
Cakka mendatangi toko Oik itu lagi. Saat itu Oik sedang bersiap membuka tokonya. Dia terkejut saat
berbalik melihat Cakka datang dengan wajah
menunduk tapi memancarkan perasaan antara sedih, menyesal, suran atau yang
lainnya. Oik melihat terus ke wajah Cakka.
“Kenapa dengan pria ini?” tanya Oik dalam hati.
Tiba-tiba Cakka menaikkan tangannya dengan menggenggam kalung yang kemarin dicarinya. Gadis
itu melihat ke tangan Cakka dan betapa shocknya Oik melihat kalung yang dipegang Cakka. Gadis itu maju perlahan sedangkan Cakka masih menundukkan wajahnya. Lalu Oik pun memikirkan kejadian setahun yang lalu.
~Flashback~
~Setahun yang lalu…
Terdengar sirine polisi, banyak sekali
mobil polisi yang melewati jalan dan menuju kea rah sebuah pabrik. Semua polisi
yang sampai tempat tujuan itu pun segera mengambil posisi dan siap siaga. Dari
salah sebuah mobil turun seorang pria yang membuka jaket yang dikenakannya.
Pria itu merupakan seorang inspektur dan pemimpin dari semua pasukan polisi
yang telah bersiap di tempat itu.
“Bagaimana
keadaannya?” tanya pria itu pada salah seorang polisi.
“Ah… Pak Alvin, kau sudah datang! Saat ini semua polisi sudah ada di tempatnya
masing-masing.” seru polisi itu.
“Apa bagian atas sudah ada yang
menjaga?” tanya Alvin sambil menunjuk ke
atas gedung.
“Semua sudah siap.” Jawab polisi itu.
Alvin pun langsung maju
dengan mengenakan jaket anti peluru. Alvin melihat ke arah
penjahat itu, dilihatnya ada seorang sandera. Segera dia mengangkat tangannya
dan maju ke depan.
“Turunkan senjatamu dan lepaskan
sandera. Kami tidak akan macam-macam.” Seru Alvin maju perlahan dengan tangan naik ke atas.
“Mundur kau, aku tidak percaya dengan
kata-katamu.” Balas penjahat itu.
“Sudah kubilang cepat mundur atau gadis cantik ini mati.” Seru penjahat itu lalu
memutar badan sanderanya.
Betapa terkejutnya Alvin saat melihat siapa orang yang disandera oleh penjahat
itu. Langsung saja dengan emosi Alvin mengeluarkan pistolnya
dan menodongkannya pada penjahat itu.
“Lepaskan dia!” teriak Alvin
“Alvinnn…” teriak gadis itu, ternyata yang
disandera Oik, kekasih Alvin.
“Lepaskan dia! Kumohon cepat lepaskan
dia!” seru Alvin lagi, ia khawatir jika kekasihnya diapa-apakan
oleh penjahat itu
“Alvin..hiks…tolong aku” seru Oik, ia menangis takut itulah yang dirasanya saat ini. Ingin rasanya Oik
berlari ke Alvin dan memeluk pria itu. Takut!
“Kau mundur dan jatuhkan pistolmu itu
sekarang.” Seru penjahat itu.
Saat itu ada seorang polisi yang baru
pertama kali mengalami situasi seperti ittu. Dia sangat gugup sehingga
tiba-tiba polisi itu menembakkan pistolnya. Tembakan itu tidak mengenai
penjahat itu, tapi hal itu langsung membuat ppenjahat itu marah dan refleks
penjahat itu melepaskan tembakan. Alvin yang berdiri di depan penjahat itupun tertembak pada
bagian samping kepalanya, langsung seketika Alvin ambruk di tempat itu. Penjahat itu terkejut Karena sebenarnya dia tidak
bermaksud menembak dan dia tidak menyangka akan mengenai Alvin.
~Setahun kemudian…
Seorang pria terbaring di tempat tidur
rumah sakit, di sampingnya seorang gadis sedang menangis sambil mengenggam erat tangannya, melihat keadaan pria
itu yang masih saja kritis selama setahun ini. Pria itu adalah Alvin.
Di tempat lain Cakka saat hendak keluar, tiba-tiba jantungnya terasa sakit. Dan Cakka pun jatuh pingsan, dua bodyguard Cakka pun kaget dan memanggil-manggil Cakka.
Kembali di RS, kamar di mana tempat Alvin berada.
Oik bersama dengan seorang suster, dokter, pastor dan ayah dari Alvin berkumpul di kamar rawat Alvin. Oik menangis, karena baru saja Alvin pergi dari dunia ini selamanya. Mesin detak jantung pun menunjukkan garis lurus. Segera seorang pastor dipanggil dan diminta untuk mendoakan Alvin, Oik tidak berani menatap proses itu. Dia hanya berdiri menghadap jendela sambil menangis.
Oik bersama dengan seorang suster, dokter, pastor dan ayah dari Alvin berkumpul di kamar rawat Alvin. Oik menangis, karena baru saja Alvin pergi dari dunia ini selamanya. Mesin detak jantung pun menunjukkan garis lurus. Segera seorang pastor dipanggil dan diminta untuk mendoakan Alvin, Oik tidak berani menatap proses itu. Dia hanya berdiri menghadap jendela sambil menangis.
Setelah selesai didoakan, dokter itu
menghampiri ayah Alvin
“Tuan… begini kami ada hal yang ingin
dibicarakan.” Ucap dokter itu.
“Apa yang ingin dokter bicarakan?” tanya
ayah Alvin
“Begini saat ini ada sebuah pasien yang
sedang gawat membutuhkan donor jantung. Dan kami bermaksud menanyakan pada
anda, apakah anda bersedia mendonorkan jantung putra anada pada orang
tersebut.” Jelas dokter itu.
“Tapi apa hal itu bisa,dok?” tanya ayah Alvin
“Tentu saja itu bisa, jika anda bersedia kami minta anda tanda tangan di surat pernyataan ini.” Jawab dokter itu sambil menyerahkan sebuah kertas yang berisi kesediaan dan perjanjian untuk mendonorkan organ tubuh milik Alvin
Ayah Alvin pun mengambil kertas itu, tangannya
gemetaran saat hendak menanda tangani surat itu. Sedangkan Oik yang mendengar percakapan antara ayah Alvin dan dokter tidak dapat menahan tangisannya lagi. Dia
menutup mulutnya agar tidak terdengar isakan tangisannya. Ia pun kembali ke
saat kejadian itu terjadi.
^^^
Setelah Alvin ambruk, terjadi baku tembak antara polisi dan penjahat-penjahat itu. Korban
satu persatu berjatuhan. Tiba-tiba sebuah mobil datang, ternyata itu merupakan
kawanan penjahat itu. Mereka saling adu tembak, hingga kaca mobil itu ikut
pecah. Lalu ketua kawanan penjahat itu pun segera masuk tanpa membawa Oik. Dia langsung masuk ke mobil dan saat mobil itu
berjalan dilepaskannya topeng yang daritadi dipakainya. Penjahat itu tersenyum
senang.
Saat melepaskan saputangannya, ada
sebuah kalung yang tersangkut di tangannya. Dia berpikir mungkin milik gadis
itu tadi, tidak peduli hal itu kalung itu dimasukkannya ke dalam kantongnya.
~Flashback End~
Satu persatu kejadian dari awal pun diurutkan…
Oik meneteskan air matanya
lagi, diambilnya kalung itu dari tangan Cakka. Oik menatap kalung itu sambil menangis, Cakka langsung berlutut di hadapan gadis itu. Terlihat Cakka sangat menyesal dan menangis saat itu. Dia terus
berlutut dan menangis.
“Maaf…maaf…maafkan aku” ucapnya berkali-kali.
Oik menangis sambil
menggenggam kalung miliknya yang dipikir olehnya hilang saat kejadian itu.
Kalung pemberian Alvin padanya, tapi sekarang tiba-tiba kalung itu kembali dan
gadis itu mengetahui ternyata jantung yang di donorkan oleh Alvin, kekasihnya
itu diberikan pada orang yang telah menembak Alvin.
Penjahat yang telah
menyanderanya dan menembak Alvin. Dia benar-benar
tidak percaya akan semua itu, jantung milik kekasihnya diberikan pada orang
yang telah membunuh kekasihnya itu sendiri. Oik terus menangis dan hanya diam saja menggenggam kalung itu sambil mendengar
kata maaf dari mulut Cakka
Cakka terus berlutut dan
minta maaf pada gadis itu.
~The End~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar