Jumat, 02 September 2011

Timeless (Cerpen Caikvin)

Title : Timeless
Cast : Cakka Kawekas Nuraga
           Oik Cahya Ramadlani
           Alvin Jonathan Sindunata

Genre : Romance, Angst
Author : Geun Hye Hyun :P
~~~

Di dalam ruang operasi…

“Tit..tit…tit…”

Seorang pria terbaring di sana dengan kondisi yang semakin kritis.

“Suster coba liat apa sudah datang!” perintah dokter yang ada di dalam ruangan itu pada seorang suster.

“Baik, dok!” sahut suster itu dan diikuti asisten dokter yang menemani.

Sebuah mobil ambulans pun datang.

“Cepat…bawa kemarikan, kondisi pasien semakin kritis.” seru asisten dokter itu.

Langsung saja saat menerima sebuah kotak, asisten dokter dan suster itu segera berlari menuju ruang operasi.
Operasi pun dimulai, dokter itu mulai membedah dada pria itu. Darah pun mengalir keluar dari tempat yang dibedah dokter itu. Dokter itu lalu mengambil jantung milik pria itu, dibersihkan dan dihentikan darah yang mengalir dari dada pria itu dengan segera. Setelah itu asisten dokter itu membuka dan mengambil sesuatu dari kotak yang dibawanya tadi, isikotak itu ternyata sebuah jantung. Ternyata pria itu sedang menjalani operasi transplantasi jantung. Saat dokter selesai melakukan transplantasi…

“Tiiiit……..”

Mesin detak jantung berbunyi panjang dan menunjukkan garis lurus. Dokter dan suster di situ pun langsung melihat ke arah mesin itu, ditunggunya beberapa saat dan…

“Degh..degh…degh…”

Mesin tidak lagi menunjukkan garis lurus dan bunyi mesin itu kembali agak stabil.

“Operasi ini berhasil, dok!” seru seorang suster.

Yaa… kemarikan jarum operasi, aku akan menutup luka operasi ini.” Sahut dokter itu.

********************************************************************

 “Lepaskan gadis itu!” seru seorang polisi yang sepertinya dia seorang inspektur sambil menodongkan pistol miliknya.

“Sudah kubilang kalian semua mundur!” seru seorang pria yang sedang menyandera seorang gadis cantik dengan pistol di tangan.

Tiba-tiba polisi itu menunjukkan ekspresi terkejut dan…

“Haa…haa…haa…”

Cakka, pun terbangun dengan keringat yang telah membasahi seluruh tubuhnya.

“Kenapa aku memimpikan kejadian itu.” Batinnya sambil memegang dada sebelah kirinya yang masih dibaluti dengan perban.

Apa maksud semua ini.” Ucapnya lagi dalam hati.

Cakka pun melihat ke arah pintu depan kamarnya dengan tatapan mata yang tajam, dilihatnya dua bodyguardnya sedang berbicara sesuatu dengan seorang suster. Cakka pun tak menghiraukan atau ingin tau sedikit pun dengan apa yang dibicarakan bodyguardnya dan suster itu.


*{^^}*

~Setelah tak lama keluar dari rumah sakit, malam harinya…

Cakka sedang menyetir mobil dengan santai. Tiba-tiba bayangan seorang gadis muncul di pikirannya. Gadis yang hendak menyuapinya, tersenyum padanya.

“Ah…” Cakka seperti merasa kesakitan dan memukul perlahan kepalanya.
Cakka tetap menyetir dengan kondisi seperti itu. Saat melewati sebuah jalan, dia merasa tidak asing dengan jalan itu. Saat dekat dengan pertigaan, Cakka melihat sebuah Flower Shop yang sangat tidak asing di pikirannya. Dia pun menghentikan mobilnya dan turun.

“Mungkin aku bisa tau sesuatu.” Batinnya keluar dari mobil.

Dilihatnya sekeliling took itu dan saat dia melihat seorang gadis cantik yang sedang membaca, dia teringat dengan bayangan gadis yang tiba-tiba muncul di pikirannya tadi. Gadis itu langsung mengangkat wajahnya dan melihat keluar. Bayangan gadis itu muncul lagi di pikiran Cakka, seketika itu juga Cakka langsung hamper rubuh sambil memegang dadanya. Gadis itu segera keluar saat melihat Cakka yang terlihat kesakitan.

“Kau tidak apa-apa?” tanya gadis itu sambil memapah Cakka duduk di kursi depan tokonya.

Gadis itu, sebut saja Oik, ya itu namanya. lalu masuk sebentar ke dalam toko dan keluar dengan segelas air. Keadaan Cakka  sudah agak baikan. Oik kembali dan duduk di dekat Cakka. Cakka pun menggunakan kesempatan ini untuk bertanya.
 
“Apa kau mengenaliku?” tanya Cakka.

Ng..tidak? Apa maksudmu?” tanya Oik heran.

Cakka pun kembali melihat Oik setelah melihat lagi suasana di toko itu.

Aku merasa seperti tau tempat ini dan mengenalmu.” Jawab Cakka dengan sedikit senyuman. Senyuman manis

“Tapi aku tidak pernah melihatmu sama sekali.” Jawab Oik lalu memberikan gelas yang berisi air pada Cakka

Cakka pun memegang gelas dan juga tangan Oik. Refleks Oik menarik tangannya dan langsung saja pergi meninggalkan Cakka dengan tampang tidak senang. Cakka melihat Oik dan mengikuti arah ke mana gadis cantik itu pergi. Saat melihat dalam toko, Cakka tidak sengaja melihat sebuah foto yang ada di atas meja tempat Oik tadi membaca. Terlihat foto gadis itu dengan seorang pria yang tersenyum.

“Pria itu!” Cakka pun terkejut saat melihat foto itu, terlebih lagi pada foto pria yang bersama Oik tadi

cr : rath

Cakka langsung pergi meninggalkan tempat itu dan pulang.

*********************************************************************

~At Cakka Home…

Cakka sedang duduk, terlihat dia sangat pusing dan sedang memikirkan sesuatu. Dia memikirkan sebuah kejadian di mana saat itu banyak sekali polisi dan ada seorang polisi yang menodongkan pistol dengan wajah yang emosi. Cakka sangat bingung memikirkan hal itu, dia lalu minum segelas wine. Tapi pikirannya selalu pada kejadian itu dan dia mengingat saat di mana suara letusan pistol terdengar, polisi yang tadi menodongkan pistol itu langsung roboh. Cakka langsung memegang kepalanya tampak penyesalan dari wajahnya. Cakka benar-benar bingung.

“Kenapa aku seperti ini!” batinnya.

“Sejak aku menerima transplantasi jantung ini aku jadi sering memikirkan hal itu lagi dan gadis itu.” Ucapnya lagi dalam hati.

Cakka pun berpikir sebentar, “Aku harus mencari tau siapa donor jantung ini.” Ucapnya dan langsung saja dia pergi ke sebuah tempat.

*********************************************************************

~Sebuah tempat yang penuh dengan file-file…

Cakka sibuk mencari sesuatu dari seluruh file yang ada di tempat itu.

“Kuharap di sini aku menemukan sesuatu dan masalahku menjadi jelas.” Batinnya yang saat itu dia masih sibuk mencari sesuatu dari data seseorang dari tumpukan file.

Cakka lalu mengambil sebuah file yang dilihatnya tanggal file itu sama dengan tanggal di mana dia operasi. Dibukanya file itu dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui data orang tersebut. Data orang tersebut ialah seorang pria yang sepertinya keturunan China bernama Alvin atau Alvin Jonathan Sindunata dan ada keterangan bahwa pria ini mendonorkan jantung pada seseorang yang bernama Cakka Kawekas Nuraga. File yang dipegang Cakka pun jatuh, Cakka langsung terduduk sambil memegang dadanya. Rasa penyesalan terlihat sekali di wajahnya dan wajahnya terlihat sedih.

Seketika itu juga dia bangkit dan kembali ke rumahnya. Dengan tergesa-gesa dia mencari sesuatu dari laci tempat biasa dia menyimpan barang-barang yang tidak diperlukannya. Satu demi satu kotaak dibuka dan dibanting olehnya. Bayangan Alvin dan gadis di toko itu, Oik yang sedang bersenda gurau, siram menyiram dan suap menyuap selalu muncul di pikirannya.

Semua isi laci itu dibongkarnya dan sudah berserakan ke mana-mana, lalu Cakka mencari di lemari bawah meja. Diambilnya sebuah kotak dan dibukanya kotak itu, Cakka tersenyum saat melihat isi kotak itu. Isi kotak itu adalah sebuuah kalung berbentuk hati, langsung saja Cakka berdiri dan membuka kalung itu. Terlihat foto yang sama dengan yang ada di meja toko Oik itu. Tangan Cakka  langsung gemetaran, kembali dia terduduk lemas dan dengan tampang sedih Cakka memegang kepalanya.

*********************************************************************

~Esoknya…

Cakka mendatangi toko Oik itu lagi. Saat itu Oik sedang bersiap membuka tokonya. Dia terkejut saat berbalik melihat Cakka datang dengan wajah menunduk tapi memancarkan perasaan antara sedih, menyesal, suran atau yang lainnya. Oik melihat terus ke wajah Cakka.

“Kenapa dengan pria ini?” tanya Oik dalam hati.
 
Tiba-tiba Cakka menaikkan tangannya dengan menggenggam kalung yang kemarin dicarinya. Gadis itu melihat ke tangan Cakka dan betapa shocknya Oik melihat kalung yang dipegang Cakka. Gadis itu maju perlahan sedangkan Cakka masih menundukkan wajahnya. Lalu Oik pun memikirkan kejadian setahun yang lalu.

~Flashback~

~Setahun yang lalu…

Terdengar sirine polisi, banyak sekali mobil polisi yang melewati jalan dan menuju kea rah sebuah pabrik. Semua polisi yang sampai tempat tujuan itu pun segera mengambil posisi dan siap siaga. Dari salah sebuah mobil turun seorang pria yang membuka jaket yang dikenakannya. Pria itu merupakan seorang inspektur dan pemimpin dari semua pasukan polisi yang telah bersiap di tempat itu.

“Bagaimana keadaannya?” tanya pria itu pada salah seorang polisi.

“Ah… Pak Alvin, kau sudah datang! Saat ini semua polisi sudah ada di tempatnya masing-masing.” seru polisi itu.

“Apa bagian atas sudah ada yang menjaga?” tanya Alvin sambil menunjuk ke atas gedung.

“Semua sudah siap.” Jawab polisi itu.

Alvin pun langsung maju dengan mengenakan jaket anti peluru. Alvin melihat ke arah penjahat itu, dilihatnya ada seorang sandera. Segera dia mengangkat tangannya dan maju ke depan.

“Turunkan senjatamu dan lepaskan sandera. Kami tidak akan macam-macam.” Seru Alvin maju perlahan dengan tangan naik ke atas.

“Mundur kau, aku tidak percaya dengan kata-katamu.” Balas penjahat itu.

“Sudah kubilang cepat mundur atau gadis cantik ini mati.” Seru penjahat itu lalu memutar badan sanderanya.

Betapa terkejutnya Alvin saat melihat siapa orang yang disandera oleh penjahat itu. Langsung saja dengan emosi Alvin mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya pada penjahat itu.

“Lepaskan dia!” teriak Alvin

Alvinnn…” teriak gadis itu, ternyata yang disandera Oik, kekasih Alvin.

“Lepaskan dia! Kumohon cepat lepaskan dia!” seru Alvin lagi, ia khawatir jika kekasihnya diapa-apakan oleh penjahat itu

Alvin..hikstolong aku” seru Oik, ia menangis takut itulah yang dirasanya saat ini. Ingin rasanya Oik berlari ke Alvin dan memeluk pria itu. Takut!

“Kau mundur dan jatuhkan pistolmu itu sekarang.” Seru penjahat itu.

Saat itu ada seorang polisi yang baru pertama kali mengalami situasi seperti ittu. Dia sangat gugup sehingga tiba-tiba polisi itu menembakkan pistolnya. Tembakan itu tidak mengenai penjahat itu, tapi hal itu langsung membuat ppenjahat itu marah dan refleks penjahat itu melepaskan tembakan. Alvin yang berdiri di depan penjahat itupun tertembak pada bagian samping kepalanya, langsung seketika Alvin ambruk di tempat itu. Penjahat itu terkejut Karena sebenarnya dia tidak bermaksud menembak dan dia tidak menyangka akan mengenai Alvin.

~Setahun kemudian…

Seorang pria terbaring di tempat tidur rumah sakit, di sampingnya seorang gadis sedang menangis sambil mengenggam erat tangannya, melihat keadaan pria itu yang masih saja kritis selama setahun ini. Pria itu adalah Alvin.

Di tempat lain Cakka saat hendak keluar, tiba-tiba jantungnya terasa sakit. Dan Cakka pun jatuh pingsan, dua bodyguard Cakka pun kaget dan memanggil-manggil Cakka.

Kembali di RS, kamar di mana tempat Alvin berada.
Oik bersama dengan seorang suster, dokter, pastor dan ayah dari Alvin berkumpul di kamar rawat Alvin. Oik menangis, karena baru saja Alvin pergi dari dunia ini selamanya. Mesin detak jantung pun menunjukkan garis lurus. Segera seorang pastor dipanggil dan diminta untuk mendoakan Alvin, Oik tidak berani menatap proses itu. Dia hanya berdiri menghadap jendela sambil menangis.
Setelah selesai didoakan, dokter itu menghampiri ayah Alvin

“Tuan… begini kami ada hal yang ingin dibicarakan.” Ucap dokter itu.

“Apa yang ingin dokter bicarakan?” tanya ayah Alvin

“Begini saat ini ada sebuah pasien yang sedang gawat membutuhkan donor jantung. Dan kami bermaksud menanyakan pada anda, apakah anda bersedia mendonorkan jantung putra anada pada orang tersebut.” Jelas dokter itu.

“Tapi apa hal itu bisa,dok?” tanya ayah Alvin

“Tentu saja itu bisa, jika anda bersedia kami minta anda tanda tangan di surat pernyataan ini.” Jawab dokter itu sambil menyerahkan sebuah kertas yang berisi kesediaan dan perjanjian untuk mendonorkan organ tubuh milik Alvin
 
Ayah Alvin pun mengambil kertas itu, tangannya gemetaran saat hendak menanda tangani surat itu. Sedangkan Oik yang mendengar percakapan antara ayah Alvin dan dokter tidak dapat menahan tangisannya lagi. Dia menutup mulutnya agar tidak terdengar isakan tangisannya. Ia pun kembali ke saat kejadian itu terjadi.

^^^

Setelah Alvin ambruk, terjadi baku tembak antara polisi dan penjahat-penjahat itu. Korban satu persatu berjatuhan. Tiba-tiba sebuah mobil datang, ternyata itu merupakan kawanan penjahat itu. Mereka saling adu tembak, hingga kaca mobil itu ikut pecah. Lalu ketua kawanan penjahat itu pun segera masuk tanpa membawa Oik. Dia langsung masuk ke mobil dan saat mobil itu berjalan dilepaskannya topeng yang daritadi dipakainya. Penjahat itu tersenyum senang.

Saat melepaskan saputangannya, ada sebuah kalung yang tersangkut di tangannya. Dia berpikir mungkin milik gadis itu tadi, tidak peduli hal itu kalung itu dimasukkannya ke dalam kantongnya.

~Flashback End~

Satu persatu kejadian dari awal pun diurutkan…
Oik meneteskan air matanya lagi, diambilnya kalung itu dari tangan Cakka. Oik menatap kalung itu sambil menangis, Cakka langsung berlutut di hadapan gadis itu. Terlihat Cakka sangat menyesal dan menangis saat itu. Dia terus berlutut dan menangis.

Maafmaaf…maafkan aku” ucapnya berkali-kali.

Oik menangis sambil menggenggam kalung miliknya yang dipikir olehnya hilang saat kejadian itu. Kalung pemberian Alvin padanya, tapi sekarang tiba-tiba kalung itu kembali dan gadis itu mengetahui ternyata jantung yang di donorkan oleh Alvin, kekasihnya itu diberikan pada orang yang telah menembak Alvin. 

Penjahat yang telah menyanderanya dan menembak Alvin. Dia benar-benar tidak percaya akan semua itu, jantung milik kekasihnya diberikan pada orang yang telah membunuh kekasihnya itu sendiri. Oik terus menangis dan hanya diam saja menggenggam kalung itu sambil mendengar kata maaf dari mulut Cakka
Cakka terus berlutut dan minta maaf pada gadis itu.


~The End~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar