Kamis, 14 Juli 2011

Cerbung "Kunti Genit" part 4

Title : Kunti genit
cast :
Cakka Kawekas Nuraga
Oik Cahya Ramadlani
Sivia Azizah
Alvin Jonathan Sindunata
Alyssa Saufika Umari (ify) = Ibu Oik dan Sivia
and other
Genre : romantis, horror, komedi, gaje

@chapter 4@

TEETTT TTEETTTT

bel pulang telah tiba *dipercepat jalan ceritanya* dan semua murid berhamburan keluar kelas kecuali Cakka dan Alvin yang masih berada di dalam kelas

Cakk...” panggil Alvin

“hmm” jawabnya yang sedang memasukkan barang barangnya ketas yang berceceran dimeja

“gue pengen nanya”

“nanya nanya aja langsung..”

“tadi pas lo keluar dari toilet lo ngomong sama siapa ?”

“ngomong ?”

iyee..”

Cakka mengingat ingat kembali pas keluar dari toilet

“ohh ituu... samaaa..... setannn..hihi~” jawab Cakka dengan nada bercanda

“serius dong !” ucap Avin gemes

“iyee, gua serius.. ngapain sih gua boong”

Alvin langsung menampangkan ekspresi kaget nya..

“see...seetaannn ? siapaa?”

“yaa semacam kunti mungkin..”

“kun..kuntii ? kuntilanak ?”

Cakka hanya meresponnya dengan mengangguk

“hahh ? seriusan ? kok sama kayak gue ?”

Cakka yang sedang memasukkan barang barangnya ke tas terhenti dan matanya mengarah pada eunhyuk

“hahh ? seriusan ? kok sama kayak gue ?”

 “apa lo bilang tadi ?” ulang Cakka sambil menengok kearah Alvin
*ALVIN  BILANG DIA JUGA SAMA KAYAK LO*author setress*

“iyaa.. semalem pas gua lagi ngambil air di dapur eh ada kunti cantik bangat *makasih Apin*author gilaa* gua ga tau tuh kunti mau apa kerumah gua tapi yang gua heran dia bisa tau nama gua” jelas Alvin yang mengingat kejadian kemarin malam

“wahh, jangan jangan si Oik godain lo juga..”

“Oik? siapa ?”

“Oik yang tadi ngobrol sama gue, dia juga semalem ngejar gua waktu di halte bus, tapi semalem penampilan nya serem bangat eh malah tadi berubah drastis jadi cantik

“loh kok beda namanya.. kunti gua(?) nama nya Sivia Azizah, kunti lo kayak gimana ciri cirinya?”

“cantik, tampang polos, idung mancung, rambut lurus panjang, centil, manja juga!” jelasnya “trus lo ?” lanjut Cakka

“hampir sama kayak lo tapi kayaknya dia ga manja deh cuma gaul aja..masa kunti punya hp..aneh kan, haha” jelas Alvin tertawa

“haha~ yang gua juga aneh Pin..dia tadi dateng kesini bawa payung,hahaha” jelas Cakka yang sukses membuat Alvin tertawa –lagi-

“eh udahan lah tawa nya, pulang yook udah mau mahgrib nih” ajak Cakka sambil memasang tasnya dipunggungnya (?)

“hmm ayo.. tapi gua nebeng ya boss, gua ga bawa mobil, hehe”

“iya, Pin..”

****

“bang motor gua ada yang lecetin ga ?” ucap Cakka ketika berada diwarung tempat ia parkir

“engga mass.. aman” jawab abang warung itu

“oh oke bang thenkyu yaa..”

“okee bos”

Brummm brrummmm *ceritanya suara motor di gas*

Cakka dan Alvin langsung pergi meninggalkan sekolah mereka.


****

--- dirumah Alvin---

 “Apin, gua main ya kerumah lo...”

“okee deh seterah lo aja”

Cakka memarkirkan motor nya didepan rumah Alvin dan mereka masuk kerumah lalu duduk diruang tamu

“aissshh, cape euy” ucap Cakka lalu bersandar di sofa

PRAAANGGGGG !!!

“suara apa tuh?” tanya Cakka terkejut

“hemm, ga tau gua..”

“kayaknya tu suara tadi dari dapur deh”

“iya mungkin”

“periksa aja takutnya ada maling” *enak bangat lo Cakk  udah kyak tuan rumah nyuruh nyuruh Alvin*

“iya...”

Lalu Alvin pun pergi ke dapurnya, untuk melihat bunyi apa itu tadi.
Tapi, tiba-tiba…….

“aaa~” teriak Alvin di dapur

Cakka yang mendengar teriakan Alvin langsung berjalan ke dapur.

****

“maa...maaf” ucap Sivia merasa bersalah karna memecahkan piring *loh?*

“e..elo , ngapain disini ?” tanya Alvin yang membuat Alvin langsung menundukkan kepalanya

“aa..aakuuu cuu..cumaa mau----” Alvin belum menyelesaikan bicaranya dan langsung disalip oleh Cakka

Vin, kenapa teriak ? ada apa ?” tanya Cakka panik

“ngg..ngaa kok” jawab Alvin

Sivia menoleh ke arah Cakka, ia melihat Cakka dengan tatapan serius..

“elo ?” tunjuk Sivia kea rah Cakka

“ke..kenapa sama temen gua ?” tanya Alvin ke Sivia dengan binggung

“lo ngomong apa sih ?” ucap Cakka bingung dan menatap Sivia

Lalu Sivia maju tiga langkah dan dirinya tepat berada didepan Cakka.

Entah mantra atau sihir apa yang diperbuat Sivia dan kini Cakka dapat melihat Sivia dengan jelas..

“aaa~!!!!!” teriak Cakka yang kaget ada Sivia didepannya


Selasa, 12 Juli 2011

Cinta Monyet (Cerpen)





“Lho...lho...lho... kok anak mamah yang cantik, pulang sekolah murung begitu ! Biasanya selalu ceria. Terus, tumben kamu nggak bareng adit pulangnya, sayang ! Biasanya setiap berangkat dan pulang sekolah kamu selalu bareng Cakka. Kalian lagi berantem ya?” Komentar Mama Uci yang tak lain mamahnya Oik Cahya dengan banyak pertanyaan.

Oik tak memungkiri perkataan mamahnya. Ia diam seribu bahasa. Tapi, pikirannya selalu teringat kejadian waktu pulang sekolah. Ia juga selalu terngiang-ngiang perkataan Shilla, seseorang yang sangat membencinya. *just story*

“ Eh Oik...! Cakka itu hanya untuk Aku dan hanya milik Aku. Lihat aja nanti waktu perpisahan Cakka bakalan ninggalin kamu, dan kalaupun kembali, Cakka hanya ingin bertemu Aku. Bukan kamu, anak manja!” Shilla berkata ketus dan kasar.
Perkataan itu yang selalu menghantui Oik. Oik tidak mau ditinggal Cakka, karena dirinya dengan Cakka sudah merajut tali cinta, walaupun sepasang anak sekolah dasar.

“Oik…Oik...! kamu dengar mamah, kan...?Oik..!” Mama Uci membuyarkan ingatanya.

“I...iya, mah !” ucap Oik gugup.

“ Kamu tidak mendengar perkataan mamah ya? Ya sudah. Sekarang kamu cepat ganti pakaian. Terus makan siang ya. Mamah masak soto ayam, makanan favoritmu, nih! Mamah tunggu di meja makan ya Nak !”

***

Langit malam yang menawan,Oik menghampiri ayah dan mamahnya yang sedang berbincang-bincang. Setelah Oik duduk bersama ayah dan mamahnya ia mulai dengan kejujuranya, kalau ia suka dengan Cakka. Ia juga jujur kalau ia sama Cakka sedang merajut cinta. Mamah dan ayahnya yang mendengar pengakuan Oik, anaknya tertawa geli. Lalu mamahnya bekata dengan ayahnya setengah berbisik.

“Anak kita itu merasakan jatuh cinta, Yah ! Tapi cintanya itu, cinta monyet. Cinta sepasang anak kecil, Yah !”
Pak Duta hanya manggut-manggut, lalu tersenyum geli.

“ Cintamu itu, namanya cinta monyet, sayang !” Ujar pak Duta, ayahnya Oik

“Cinta monyet itu apa, Yah?” Tanya Oik polos

“ Cinta monyet itu adalah ungkapan sebuah cinta yang tidak serius. Cintanya anak-anak kecil, seperti kamu dan Cakka itu. Bukan cintanya orang dewasa yang sungguh-sungguhan, sayang! Kalau mamah dan Ayah setuju saja, kamu dan Cakka seperti itu. Karena wajar. Anak seumuran kamu itu, pasti akan merasakan suka terhadap lawan jenis. Seperti kamu dan Cakka itu. Cintanya adalah cinta monyet, cinta yang tidak serius.” Jelas Mamahnya.

“ Betul itu penjelasan mamah kamu, Sayang! Yang kamu rasakan adalah cinta monyet” Ujar Ayahnya.

Mama Uci dan Pak Duta tertawa geli karena anaknya. Oik yang mendengar pendapat mamah dan ayahnya hanya nyengir kecut, lalu bergegas masuk kamar. Ia tidak terima pendapat mamah dan Ayahnya, karena cintanya itu adalah cinta monyet.

***

Seperti dengan Oik, anak laki-laki yang menjadi rebutan teman-teman perempuannya pun jujur. Cakka jujur dengan ayah dan mamahnya, kalau ia telah merajut tali cinta dengan Oik. Ayahnya, yaitu Pak Joe tertawa terbahak-bahak karena melihat betapa jujur anaknya. Lalu mamahnya memberi tahu, kalau cintanya itu adalah cinta monyet.

“ Cinta monyet itu apa, Mah?” Tanya Cakka dengan wajah serius. Mamahnya mau menjawab, tapi

ayah nya sudah duluan angkat bicara, dengan nada bercanda.

“ Menurut sepengetahuan Ayah, cinta monyet itu, cintanya anak kecil. Monyet itu kan kecil, kalau besar jadi nya kingkong deh, Hehehe.”

“Ayah ini bisa saja bercandanya. Cakka , cinta monyet itu hanya sebuah ungkapan bagi anak kecil yang sudah merasakan jatuh cinta. Mamah juga pernah waktu kecil suka sama teman, seperti kamu itu. Malahan, orang tua mamah bilang, kalau itu cinta monyet, kalau kamu suka dengan Oik, mamah dan ayah setuju saja. Karena wajar. Anak seumuran kamu dan Oik itu, pasti akan merasakan jatuh cinta. Tapi, cinta anak yang masih sekolah dasar seperti kamu dan Oik, dinamakan cinta monyet.” Jelas mamahnya sambil nyengir kuda.

Cakka yang mendengar ucapan mamah dan ayahnya, hanya senyum kecut.

***

“Selamat tinggal Oik, Acha, Ozy! Kalian semua selamanya tak akan ku lupa dan tetap selalu di hati. Aku tidak akan pernah melupakan kalian semua.” Gumam Cakka dalam hati.

Cakka dan orang tuanya, lalu menuju tempat keberangkatan pesawat. Mereka melambaikan tangan perpisahan kepada Oik, Mama Uci, Pak Duta, Acha dan Ozy. Tak lama kemudian, bayang-bayang Cakka dan keluaraganya sudah tidak terlihat lagi di pelupuk mata.

***

Bulan berganti Bulan, tahun pun menutup tahun. Kini sudah masuk tahun ke delapan sejak kelulusan Oik dari sekolah dasarnya. Oik sudah bukan anak kecil lagi. Dia sudah tumbuh menjadi sosok remaja, ia telah menjelma menjadi bidadari yng menjadi idaman para pujangga. Ia tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita dan cerdas. Di kampus, Oik berjalan bersama Acha menuju kantin sambil membawa lima buku. Disaaat berjalan, tiba-tiba...

Brukk....

Oik menabrak seorang pemuda, ia terjatuh pemuda yang menabrak nya pun terjatuh. Juga lima buku yang di bawa Oik pun terjatuh.

“Aduh.....” Oik merintih kesakitan, karena kakinya keseleo. Pemuda itu membantu mengambil buku Oik yang jatuh, lalu memberikannya pada Oik

“Maaf ya..,aku nggak sengaja.” Ucap pemuda itu, yang tak lain adalah Cakka Nuraga
Acha mengamati wajah pemuda yang menabrak Oik, yang tak lain adalah Cakka, ia merasa tak asing dengan wajah pemuda itu, dan dia baru melihat ketampanan yang tidak pernah dimiliki oleh pemuda di kampusnya itu.

“Honeeey...!” Sapa Ozy pada Acha, Acha tersenyum mesra pada Ozy.

“ Lho...! Kok manggilnya honeey sih...! Kayak panggilan untuk pacar saja dech!”
Ucap Oik heran. Ia perlahan-lahan berdiri, dibantu dengan Acha. Ia masih tidak sadar kalau didepannya adalah Cakka, cinta monyetnya waktu sekolah dasar.

Ozy yang tau keheranan Oik, langsung mengajak Oik, Acha dan Cakka ke kantin. Ia ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Acha.

***
Oik hatinya berbunga-bunga, mendengar perkataan Acha dan Ozy. Wajahnya
berseri-seri, karena bahagia sahabatnya telah menjalin cinta. Walaupun dirinya belum mempunyai kekasih hati, karena ia masih mencintai cinta monyetnya waktu sekolah dasar, yaitu Cakka.

“ Oh ya, pemuda yang didepan kamu itu adalah Cakka, Ik! Cakka teman kita waktu sekolah dasar, Cakka yang tinggal disamping rumahmu itu, Cakka pindah dari negara Singapura, dia telah menepati janji yang ia ucapkan waktu ia mau kembali ke Singapura,Oik!” Papar Ozy menggebu-gebu (?). Acha kaget, tapi ia langsung akrab dan berbicara dengan Cakka. Mata Oik tertuju pada Cakka, ia tidak menyangka cinta monyetnya, sudah ada di pelupuk matanya.

“ Wah... surprise...kita bisa bertemu di sini. Selamat datang kembali di Indonesia, Kka!” Ucap Oik sekenany. Cakka tersenyum.

***

Seminggu kemudian,
Bunga-bunga bermekaran di taman. Bunga-bunga itu terkalahkan keindahanya oleh keindahan yang Oik alami disaat-saat bersama Cakka. Oik duduk dibawah pohon bersama sahabatnya, yaitu Oik di taman kampus sambil berbincang-bincang.

Tiba-tiba...

“Plak !”

“Auw! Apa-apaan sih loe,Shill! pakai nampar muka gue segala!” Oik marah-marah.

“Itu balasan, karena loe sudah ngerebut Cakka dari gue.” Ucap Shilla sinis.

“Plak!”

“Auw!Acha....kok lo nampar gue sih!” Shilla marah-marah pada Oik.

“Itu balasan untuk orang yang sudah kurang ajar dan berani nampar sahabat gue! Dengar...ya, Shilla! Mau Oik ngerebut Cakka kek, mau Cakka pacaran atau suka sama Cakka kek, Itu urusan dia! Kenapa lo pake ikut campur segala? Oh...gue tau, loe cemburu ya sama Oik, gara-gara Oik lebih akrab sama Cakka dari pada sama loe ! Kasian banget sih, loe!” Ucap Acha ketus dan menyindir.
Shilla dan Acha malah bertengkar, mereka saling adu mulut. Akhirnya Oik bisa berbicara pada mereka, walaupun mulut mereka sambil beradu.

“Baiklah... kalau kalian mau bertengkar, bertengkar aja!” Oik pergi meninggalkan sahabatnya, yaitu Acha serta seorang yang membencinya yaitu Shilla.

***

“Udah lah, Kka! Lo gak usah nganterin gue. Gue bisa ke restoran Ayah sendiri kok!” Oik tetap pada pendiriannya sendiri. Cakka tetap memaksa, agar Oik bersedia di antarkannya ke restoran milik Ayah Oik.

“Tapi, Ik!” Ucap Cakka. Oik tersenyum, dan berjalan untuk menyebrang. Disaat Oik menyeberang, tiba-tiba ada mobil seperti ingin menabrak Oik. Oik tidak mengetahui kalau ada mobil ingin menabraknya. Cakka yang melihat mobil ingin menabrak Oik, langsung cepat-cepat berlari menolong Oik.

‘’Ah...!!” Teriak Cakka merintih kesakitan ternyata yang mengemudi mobil itu adalah Shilla. Shilla sebenarnya ingin menabrak Oik. Tapi, tiba-tiba Cakka malah menolong Oik. Rencananya yang ingin menabrak Oik pun kacau balau, Ia merasa bersalah, karena telah menabrak Cakka. Pemuda yang selama ini ia cintai. Tapi, karena terdesak Shilla pun kabur tidak bertanggung jawab. Ia tidak ingin membayangkan kalau dirinya akan masuk penjara karena kasus pembunuhan. Ozy sempat mengetahui yang menabrak Cakka adalah Shilla. Ia pun sempat menulis plat mobil yang menabrak sahabatnya itu untuk jadi bukti.

“Cakka!!!” Teriak Oiik, Acha, Ozy secara bersamaan lalu mendekati Cakka yang berlumuran darah karena terluka. Cakka pun pingsan.

“Mendingan sekarang kita bawa Cakka ke rumah sakit menaiki mobil Cakka biar Ozy yang mengemudi, Oke ! ” Usul Acha

Oik dan Ozy mengangguk setuju, mereka bertiga membawa Cakka ke rumah sakit. Tak lupa Oik menghubungi orang tuanya dan orang tua Cakka untuk melihat kondisi Cakka.

***

Di dalam ruangan, Mama dan Papa Cakka langsung memeluk Cakka yang terbaring lemah. Oik sebenarnya merasa bersalah, karena gara-gara dirinya, Cakka seperti ini. Tiba-tiba, Cakka pelan-pelan membuka matanya dan mulai berbicara walaupun dengan terbata-bata.

“ Oi..Oik ! “ Ucap Cakka pelan menyebut nama Oik. Semua yang menyaksikan sempat tersentak kaget. Begitupun dengan Oik, Ia kaget setengah mati.

“ Gue ada di sini, kka! “ Jawab Oik menguasai keadaan.

“ Elo .... ngga ..a....apa....a....pa....kan? “

“ Gue tidak kenapa-napa kok, Kka! Gue ingin berterima kasih, karena loe udah mengorbankan nyawa loe untuk menolong gue. “ Ucap Oik dengan senyum mengembang.
Cakka tersenyum.

Tak lupa Mama dan Papa Oik mengucapkan terima kasih yang demikian tulus kepada Cakka, karena telah menolong anaknya. Lalu Ozy sempat memperlihatkan plat nomor mobil yang menabrak Cakka ke semua yang ada diruangan itu. Ozy pun ingin memberi tahu kalau yang menabrak adalah Shilla. Namun sebelum ia berbicara, tiba-tiba Shilla datang dengan sandiwara yang ia buat-buat. Ozy yang melihat Shilla datang menjenguk Cakka, langsung berbicara jujur kalau Shilla lah yang menabrak Cakka.

“ Dialah yang menabrak loe, Kka! “ Ucap Ozy sambil menunjuk Shilla. Mereka semua yang ada di dalam ruangan tersentak kaget dan tidak menyangka, kalau Shilla melakukan hal yang seperti itu. Shilla pun menjadi kikuk dan bingung harus bagaimana agar dia dianggap tidak bersalah. Kedua orang tua Cakka dan Oik, serta Acha memperlihatkan amarahnya terhadap Shilla. Ozy pun berbicara kalau sebenarnya Shilla ingin menabrak Oik. Dan usahanya pun gagal, karena Cakka menolong Oik.

“ Kamu keterlaluan, Shill! Tega-teganya loe melakukan semua ini sama gue dan Oik . Loe sungguh keterlaluan ! Sekarang juga, loe pergi dari sini. Gue muak melihat tampang loe ! Pergi !!! “ Hardik Cakka dengan emosi yang meluap.

“ Ta...tapi, gue...gu...e....” Shilla gugup.

“Gue bilang, pergi ya pergi ! “ Jerit Cakka

Shilla tak bisa membela diri. Ia pun pergi dengan isak tangis yang memilukan. Karena, merasa bersalah.

***

Kerlap kerlip berjuta bintang gemintang bertaburan di langit yang mempesona. Rembulan tersenyum memberi cahaya cinta untuk Cakka dan Oik. Akhirnya shilla telah meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat terhadap Cakka dan Oik. Ia berjanji tidak akan mengganggu Oik juga Cakka
Seminggu telah berlalu. Cakka telah sehat dari kecelakaan yang menimpanya. Malam ini adalah malam cinta bagi Cakka. Saat ini baginya adalah waktu yang tepat bagi dirinya untuk menyatakan perasaannya terhadap Oik. Cakka memulai dengan meraih kedua tangan Oik. *uhuyy…prikitiww*

“ Oik....” Cakka sudah memegang tangan Oik“ Sebenarnya Gue...gue...”

“ Gue apa, Kka? “Oik memotong pembicaraan, dengan menaikkan satu alisnya

“ Sebenarnya gue...gu...e...suka sama loe, Oik Cahya Ramadlani! Semenjak pertama kita bertemu, gue sudah jatuh cinta sama loe. Loe mau nggak jadi pacar gue ?” Ucap Cakka setelah menghimpun(?) keberanian.

Tanpa diketahui Cakka dan Oik. Ternyata Kedua orang tua Cakka dan Oik, Ozy dan Acha mengintip dari balik jendela. Mereka berharap Oik menerima cinta Cakka. Mereka sempat kecewa karena Oik ketika melepas kedua tangannya dari pegangan Cakka. Begitu pun dengan Cakka, ia takut Oik tidak menerima cintanya. Tak berapa lama, ketakutan hilang sirna. Betapa bahagianya Cakka, ketika Oik memegang kedua tangan Cakka dan berbicara....

“ Kka...gue juga cinta sama loe ! Gue mau jadi pacar loe ! Telah lama aku menanti cintamu.

Dan sekarang telah menjadi kenyataan harapanku ini.” Ucap Oik percaya diri. Ia yaikin bahwa dengan mencintai dan menjadi pacar Cakka itu adalah hal yang terbaik baginya. Mereka –yang berada dibalik jendela- bersorak-sorak gembira dan bahagia. Mereka kagum dengan Cakka yang berani menyatakan cintanya pada Oik. Cakka dan Oik yang mengetahui orang tuanya dan temannya yaitu Acha dan Oik bersorak bahagia dan mengetahui mereka merajut cinta, hanya tersenyum. Wajah mereka memerah karena malu. Akhirnya CaIk berpelukan dengan cahaya cinta yang mereka miliki. Papa Oik dengan nada canda bertanya pada CaIk.

“ Wah....cinta monyet lagi yah?”

“ Itu kan dulu, Yah ! Tapi yang sekarang adalah cinta yang sesungguhnya !” Jawab Oik sekenanya.

Mereka semua tertawa bahagia. CaIk menjadi ingat sewaktu masa kecilnya. Betapa yakinnya mereka bahwa cintanya itu bukan cinta monyet. Padahal, benar perkataan orang tuanya bahwa cinta anak kecil itu adalah cinta monyet. Ozy dan Acha menyalakan kembang api. Kembang api meluncur ke langit malam, menaburkan warna cinta. Menghibur para insan yang merasakan bunga-bunga cinta.
***

Nah, cerpen ketiga selesai ^^
Cerpen ini idenya patungan sama temen,yang bisa dibilang tetangga kekekek

cerbung "Kunti Genit" part 3

Title : Kunti Genit
Cast :
Cakka Kawekas Nuraga
Oik Cahya Ramadlani
Alvin Jonathan Sindunta
Sivia Azizah
Alyssa saufika Umari (ify) = Ibu Oik dan Sivia
and other






@chapter 3@

 


--- di tempat lain ---

“aelah bete dirumah..” ucap Oik

“ahaa~ mending gua keluar nyari si ganteng, dia kan lagi disekolah jam segini”
ucap Oik lalu hendak berangkat menuju sekolah Cakka

Oik!!” teriak Ify –ibunya-

“apa Mama?” balas Oik yang hendak pergi, Oik kalo manggil Ify Mama :D

“mau kemana kamu ?” kata Ify sambil menghampiri Oik

“aku mau keluar main, Ma” jawab Oik dengan cengirannya

“hmm.. jangan lama lama yah Sayang..”
“Ya Mamaku sayang”
“oiya, Ik..nih bawa payung di luar panas (?)” ucap Ify sambil menyodorkan payung ke Oik

“Ok, Ma. aku pergi yaa” jawab Oik dan mengambil payung itu lalu dipakainya payung itu menutupi nya dari sinar matahari

Oik terbang melayang layang diudara sambil memakai payungnya.
*maaf  kunti nya gaje*

*oiya lupa : manusia tidak ada yg melihatnya karna dia kan hantu, kecuali Cakka sama Alvin soalnya mereka udah disihir sama author,wkwk*plak*
 Sesampainya Oi disekolah Cakka…
“ah itu dia sekolah nya si ganteng..cari dia ah,hihi~” kata Oik lalu sungmin masuk kesekolah dan melihat seluruh kelas tapi tak ada Cakka

“aishh dimana sih si ganteng ? dikelas ga ada, diluar juga, hmm dimana yaa? Ah coba deh cari ke toilet siapa tau dia lagi ke toilet” ucapnya sambil terbang mencari Cakka

Lantai 1 di toilet pria tidak ada Cakka

Lantai 2 juga tidak ada

Di lantai 3 tepat saat sungmin ingin masuk ke toilet dilihat nya sosok pria yang ia kenali sedang berada didalam toilet

“gantengg !!” teriak Oik yang mendapati pandangan yang kurang enak dilihatnya

“aaaaaaaaaaaaaa!!!!!” teriak Cakka yang sedang---*sensor* dan langsung menutup sleting celana nya

Oik langsung menutupi wajahnya dengan payung yang dibawanya.

“aaaa~ ngapain lo disini ?” jerit Cakka kaget sekaligus marah

“ehh..hmm, a..anu...”jawab Oik terbata bata yang masih menutupi wajahnya dengan payungnya

Seketika Cakka menghempaskan tangan nya ke arah payung Oik, dan dilempar nya payung itu kesamping..

Dan betapa shyokk nya Cakka melihat Oik dengan wajah yang cerah cantik nan jelita beda kayak panampilannya semalem yang acak acakan dan menyeramkan.

“ma..maaf” ucap Oik sambil menundukkan kepalanya

“lo ? mbak kunti yg semalem kan ?” tanya Cakka dengan wajah penasaran

“Ya” jawab Oik singkat
“mau ngapain lo disini ? ini kan toilet cowo bukan cewe neng !!” teriak Cakka yang membuat Oik ngerii sama teriakannya.

“eh anuu... semalem lupa..hehe.. kenalin akuOik Cahya, panggil aja Oik, kamu ?” ucap Oik sambil menyodorkan tangan nya

“oh, gue...Cakka Nuraga” jawab Cakka dan membalas uluran tangan Oik

Tapii seketika Cakka langsung melepaskan tangan nya dari Oik

“tang..tangan lo kok dingin ?” tanya Cakka agak takut

emang kenapa ? gue kan kayak di pilm twilight yg jadi edward nya, haha”  jawab Oik sembari ketawa

“hah? Lo serigala ?” tanya Cakka dengan tampang bloon nyaV--V

 “aduhhh...Cakka,  edward itu bukan serigala tapi vampire yg srigala mah jacob..” jawab Oik *ketauan ni yee hobinya suka nonton pilm*

“ah iya gua lupa, hehe” balas Cakka nyengir gaje

“berarti lo vampire dong ?” lanjutnya

“bukann...aku itu sejenis hantu(?)”

“hantu ? kunti ?”

“sejenis itu mungkin tapi aku aja bingung kenapa aku bisa disebut kuntilanak sama orang orang”

“ya itu karna pakaian lo yg serba putih” jawab Cakka

“oh pakaian ini.. hmm, nanti deh aku ganti model pakaian nya, haha” jawab Oik

“iya ganti aja pake warna merah, jadi kunti merah deh yg kayak di terowongan casablanka.haha” ejek Cakka sekenanya

“yee ogah ah ntar mbak kunti merahnya ngamuk kalo gua niruin dia” balas Oik

“haha... udah ah sumpek ngobrol ditoilet(?) mending di luar” ajak Cakka lalu keluar dari toilet

Oik hanya mengikuti Cakka dari belakang kemanapun Cakka pergi dan melangkah ia hanya mengikuti nya
“CAKKA NURAGA!!” teriak Pak Duta dengan wajah murka
--- di tempat yANg sama ---

Alvin berjalan menuju ke atas gedung sekolahnya namun langkahnya terhenti saat melihat Cakka

Cakk----” panggil nya tapi terputus saat melihat ada yang aneh dengan Cakka

Alvin langsung menggeserkan tubuhnya dan bersembunyi di balik tembok ia melihat tingkah laku Cakka yang aneh, berbicara maupun ketawa sendiri

“gue ga salah liat ? Cakka kenapa ngomong sendiri ? gila ?*eh si Apin songong bangat ama Cakka dibilang gila !!*plakk*” gumam Alvin didalam hatinya

TEETTT TEEETTT~

Jam pelajaran telah habis dan tiba waktunya istirahat.

Cakka melangkahkan kakinya untuk pergi ke kelas dan matanya melihat kearah sosok seorang laki-laki yang ia kenal sedang berdiri di balik dinding tembok.

“kunyukk !!” panggil Cakka yang membuat Alvin kaget

“eh..lo Kka”  jawabnya

“lo kenapa  nyet ? kok disitu ?” tanya Cakka aneh

“ngg..nga..engak kok,hehe..eh ke kantin yok ?” ajak Alvin mengalihkan pembicaraan

“oh iya gue baru mau ke kekantin, ayoo” balas Cakka yang menyetujui ajakan Alvin,sobatnya.

Tapi saat mereka berjalan Cakka berhenti dan gerakan yang dibuatnya sangat aneh seakan ada yg menariknya.

“loh ? kenapa lo Kka? kok berenti jalannya ?” tanya Alvin penasaran

“eh, a..a..anuu.. lo jalan duluan deh..” ucap Cakka yang  menyuruh Alvin jalan duluan

Alvin pun mengangkat bahunya dan meneruskan langkahnya, tapi langkah nya terhenti

“eh kunti lepasin tangan gua !!” bentak Cakka dengan nada agak tinggi sehingga Alvin dapat mendengar dengan jelas

Cakka? Kenapa  ?” tanya Alvin dalam hatinya yang tidak berani menoleh kebelakang dan hanya mematung

“ih Cakka, tadi katanya mau ngobrol sama aku ?” ucap Oik manja sambil memegang erat tangan kanan Cakka

“gue mau ke kantin, nanti kan kita  kan bisa ngobrol lagi...” jawab Cakka lembut dengan senyum evil nya

“tapi tapi janji yaa ?” tanya Oik lagi

“iya cantiks” balas Cakka tersenyum dan meninggalkan Oik

Lalu Oik pun pergi menghilang entah kemana..mungkin kerumah author, wkwk

“heh Apin!” panggil Cakka yang sudah berada di dekat alvin

“ehh...Cakka..”

“kenapa masih disini ? bukannya tadi gua bilang lo kekantin duluan?”

“gu..gua nunggu in lo”

“oh, setia amit lo nungguin gue, haha.. yudah yoo..” ajak Cakka lalu mereka pun pergi ke kantin

Pendapatan Jang Geun Suk Diperkirakan Melampaui Bae Yong Joon - Jang Geun Suk Expected to Surpass Bae Yong Joon in Japanese Ad R



Sensasi pop Jang Geun Suk diperkirakan menghasilkan pendapatan lebih dari 40 milyar won (38 juta USD) dari Jepang tahun ini, membuatnya sebagai salah satu selebriti Korea yang mampu meraih laba terbesar sejak Bae Yong Joon.



Media Jepang Nikkan Gendai memberitakan, “Jang Geun Suk diperkirakan menghasilkan pendapatan minimal 40 milyar won dari albumnya, tiket konser, photobook, dan penjualan merchandize, serta kontrak iklan tahun ini. Ia telah menerima 800 juta won (751,000 USD) dari iklan Suntori Seoul Makgeolli, dan kelihatannya penghasilannya akan melampaui bintang Hallyu Bae Yong Joon. Dengan melihat perkembangan yang ada sekarang, nilai kontrak 1 iklan yang dibintangi Jang Geun Suk bisa dengan mudahnya naik menjadi 1 milyar won (939,000 USD) tahun depan. Masih banyak lagi perusahaan yang ingin mengkontraknya sebagai bintang iklan mereka.”



Aktor penyanyi ini sukses menjual lebih dari 120,000 copies debut single Jepangnya, “Let Me Cry,” di bulan April, dan menjadi artis asing pertama yang berhasil menduduki peringkat teratas di Oricon Weekly Charts di minggu pertama setelah rilis. Photobook “J Plus” juga menerima lebih dari 50,000 pre-order, seperti yang diprediksi Nikkan Gendai bahwa penjualan album dan photobook-nya melebihi angka 8 milyar won (7.5 juta USD) tahun ini.



Jang Geun Suk rencananya akan mengadakan Japanese Tour tahun ini juga. Dari penjualan tiket dan merchandise, ia diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sebesar 17 milyar won (16 juta USD) . Nikkan Gendai menyatakan, “Hanya dari penjualan merchandise saja, Jang Geun Suk sudah bisa menghasilkan pendapatan sebesar 100 juta yen/hari.”



Sementara itu Jang Geun Suk menjadi selebriti Korea pertama yang ditampilkan di cover depan majalah Jepang terkenal , “Men’s Non No.” Bulan Maret lalu, ia juga ditampilkan di cover depan majalah wanita Jepang “Anan,” yang berhasil menembus angka penjualan yang tinggi sebanyak 280,000 copies. indonesian translation by nae @ http://naesukkie.blogspot.com







from soompi

Pop sensation Jang Geun Suk is projected to make more than 40 billion won (38 million USD) in revenues from Japan this year, which would make him one of the most profitable Korean celebrities since Bae Yong Joon.

Japanese media Nikkan Gendai reported, “Jang Geun Suk is expected to make at least 40 billion won off of album, concert ticket, photo book, and character merchandise sales, as well as advertisement deals in this year alone. He received 800 million won (751,000 USD) from the Suntori Seoul Makgeolli commercial, and it looks like his revenue might surpass that of Hallyu star Bae Yong Joon. Under this pace, Jang Geun Suk’s single commercial fee will easily go over 1 billion won (939,000 USD) next year. A bunch of companies are already waiting to film a commercial with him.”

The singer/actor has sold over 120,000 copies of his Japanese debut single, “Let Me Cry,” in April, becoming the first foreign artist to reach #1 on Oricon Weekly Charts in the first week of release. Also, his photo album “J Plus” received more than 50,000 pre-order sales, as Nikkan Gendai forecasted his album and photo book sales should exceed 8 billion won (7.5 million USD) this year.

Jang Geun Suk is scheduled to go on a Japanese Tour later this year. From his ticket and merchandise sales, Jang Geun Suk is expected to rake in another 17 billion won (16 million USD) in revenue. Nikkan Gendai said, “Just from his merchandise sales, Jang Geun Suk would be able to make 100 million yen a day.”

Meanwhile, Jang Geun Suk became the first Korean celebrity to be featured on the front cover of Japan’s famous magazine, “Men’s Non No.” In March, he was also the front cover model for Japanese weekly magazine “Anan,” which sold a record-high 280,000 copies.

Jang Geun Suk Ingin Menikah Sebelum Usia 30

Aktor sekaligus penyanyi Jang Geun Suk yang saat ini sedang aktif melakukan promosi di Jepang ternyata ingin menikah sebelum usianya menginjak 30 tahun. Mengapa? “Saya tidak mau telat menikah. Saya ingin menikah sebelum usia 30 tahun karena saya ingin menjadi teman dengan anak-anak saya kelak,” ujar pemeran Han Joon Su dalam film ‘Baby and Me’ itu.




Jang Geun Suk yang ditemui di konferensi pers di Taipei, Taiwan, Rabu (23/6/2011) menambahkan dengan nada bergurau, “Satu-satunya tantangan yang saya inginkan saat ini adalah cinta,” ujarnya sambil tertawa. Ia kemudian meralatnya dan berkata ingin fokus terhadap kariernya lebih dahulu. Jang Geun Suk berkunjung ke Taipei untuk 2 acara jumpa fans. Ia berharap tahun depan bisa mengadakan 4 acara jumpa fans di Taipei. Saat itu lebih dari 300 orang penggemar menunggu di bandara untuk menyambut Geun Suk. Juga ada sekitar 20 orang datang ke bandara mengenakan baju pengantin yang sama seperti dalam serial terakhir Geun Suk, ‘Mary Stayed Out All Night’ (2010).

Sinopsis Master Of Study "eps 1-2"

Cerita dimulai ketika Kang Seok Ho, seorang pengacara miskin dengan kantornya yang jelek, mendapatkan penggilan ke SMA Byeong Moon, sebuah sekolah yang memiliki catatan jelek dan siswa-siswa yang nggak bersemangat, karenanya sekolah itu sering dianggap sebagai ‘sampah’. Perusahaan yang menyokong sekolah tersebut, Byeong Moon Construction, baru saja dibeli oleh perusahaan besar lainnya, Wang Bong Construction, dan pemilik barunya sedang menanti buat mendapatkan pengesahan. Dengan reputasi jelek SMA Byeong Moon dan para siswanya yang nggak tahu diri, penduduk dekat sekolah saja ingin agar SMA Byeong Moon segera ditutup saja. Seok Ho diminta buat menangani urusan administratif. Pekerjaan itu sepertinya gampang buat Seok Ho apalagi ditambah dengan kenangan masa lalunya yang menyiksa di Byeong Moon menunjukkan kalo dia siap melihat sekolah itu ditutup.






Di ruang guru, Pengacara Kang mengumumkan pada semua guru jika rencana buat menutup SMA Byeong Moon bakal disampaikan di rapat sekolah besok. Hanya ada satu guru yang terganggu dengan berita ini, yaitu Han Soo Jung. Bu Guru Han sangat peduli pada para siswanya dan selalu mencoba menyatukan mereka di dalam kelas meski biasanya cara ini nggak berhasil. Dia memohon pada Seok Ho, mengatakan bahwa anak-anak nggak boleh dibiarkan terpencar-pencar ke tempat lain dimana mereka akan jatuh semakin dalam. Dengan sikap dingin, Seok Ho bilang kalo hal itu bukan urusannya.




Akan tetapi, semakin jauh Seok Ho berjalan melewati lorong-lorong sekolah dan melihat segala sesuatunya dengan mata kepala sendiri, dia menjadi semakin cemas. Dia juga mendengar dari teman pengacaranya kalo Wang Bong Group akan segera pindah ke sana begitu Byeong Moon lenyap – mereka akan membangun apartemen mewah dan mengubah keseluruhan tempat tersebut. Temannya itu meminta Seok Ho untuk menyelesaikan segala sesuatunya dengan cepat, tapi berita ini membuat Seok Ho berubah pikiran dan ingin menyelamatkan Byeong Moon.




SMA Byeong Moon punya direktur baru, Jang Ma Ri, yang ayahnya dulunya adalah kepala sekolah disana dan sekarang menjadi direktur Byeong Moon Construction. Akan tetapi, dia juga sedang koma di rumah sakit. Ma Ri ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat sebab dia nggak punya ketertarikan pada urusan pendidikan. Jadi ketika Seok Ho meminta waktu setahun untuk mengatur semuanya, Ma Ri menolaknya dengan tegas. Dia tidak ingin menunggu setahun lagi! Pekerjaan ini terlalu berat buatnya. Seok Ho menjelaskan masalahnya secara terperinci, memberitahu Ma Ri semua hal yang harus dilakukan. Itu sebuah pukulan besar. Ma Ri harus berurusan dengan banyak dokumen, tim auditor, akuntan pajak, tim evaluasi yang terdiri dari beberapa pengacara serta mengurus beberapa kontrak. Plus, dia akan dianggap sebagai administrator yang gagal. Sebagai gantinya, Seok Ho meminta pada Ma Ri untuk memberikan waktu setahun padanya. Dia akan membangun sekolah itu lagi. Ma Ri tertawa ketika Seok Ho mengumumkan bahwa dia akan mengubah keadaan SMA Byeong Moon dengan mengirim siswa-siswanya ke Universitas paling top di Korea, Cheonha University.

Diantara kelima temannya, Baek Hyun adalah yang paling sering menghilang dari kelas. Ketika para guru tahu Baek Hyun menghilang lagi, mereka hanya bisa mendesah sebab mereka tahun kesulitan hidup yang dipikul siswanya itu. Sekolah lain mungkin menerapkan disiplin yang ketat, tapi di Byeong Moon itu hanya wajah lain dari kehidupan. Hari ini Baek Hyun telat karena sibuk mencari tempat tinggal baru, meski begitu dia memberitahu kawan-kawannya kalo dia terlambat bangun.

Seok Ho meminta seorang siswa untuk membantunya di rapat dengan komite sekolah. Dia berhasil mendapatkan Pul Ip dengan bayaran 50.000 won. Para komite sekolah sama ragunya dengan Jang Ma Ri, menertawakan usulan Seok Ho yang menggelikan. Anak-anak di SMA Byeong Moon tidaklah cerdas. Masuk ke Cheonha bukan hanya khayalan tapi itu adalah hal yang benar-benar bodoh. Seok Ho melawannya dengan mengatakan kalo anak-anak orang kaya tidaklah pintar. Bukan uang mereka yang menjadikan mereka orang yang lebih baik – itu karena mereka punya kesempatan yang berbeda. Cara, bukan bakat yang melekat pada diri, mendapatkan hasil. Lebih jauh, karena mengirim satu siswa ke Cheonha bisa dilihat sebagai keberuntungan, dia berjanji akan mengirim lima. Para komite sekolah bertanya siapa yang akan dikirmnya, Seok Ho memperkenalkan Pul Ip: sekarang nilainya mungkin tidak bagus, tapi dia akan melatihnya untuk mengubah hal itu. Guru Soo Jung tidak tahan mendengar ide konyol Seok Ho dan menyerangnya, tapi dia tetap menjamin bahwa dia akan menacapai tujuannya. Setelah rapat itu, Seok Ho berusaha meyakinkan Pul Ip untuk bergabung dengannya. Pul Ip berpikir kalo Pengacara Kang itu gila, tapi dia mengatakan dengan tegas bahwa kalo Pul Ip melanjutkan hidupnya seperti ini dia akan menderita. “Kamu tidak bisa bermimpi karena kemampuanmu tidak sesuai. Aku akan membantumu mewujudkan impianmu.”

Ma Ri membuat Seok Ho memenuhi dua persyaratan. Pertama, dia punya waktu tiga hari untuk mngumpulkan lima orang siswa. Kedua, dia harus menaikkan nilai mereka pada ujian bulan juni. Jika gagal, dia harus meninggalkan sekolah itu. Seok Ho menandatangani perjaanjian itu meski dia meminta agar merahasiakan persyaratan yang kedua sementara waktu – itu hanya akan menambah beban anak-anak. Ma Ri kemudian mengumpulkan para siswa di auditorium untuk memperkenalkan guru baru yang akan mengajar di kelas khusus. Disanalah, Seok Ho mengambil alih podium untuk menghentikan keributan para siswa. Ketika dia berbicara, kata-katanya membuat mereka terdiam. Pertama-tama, Seok Ho menyebut anak-anak itu bodoh, suara-suara berubah menjadi cemoohan. Ucapan Seok Ho tadi membuat mereka marah tapi, dia berteriak pada para siswa itu untuk diam dan mendengarkan ucapannya.

Seok Ho: “Kalau kalian tetap seperti sekarang, maka kalian akan melanjutkan seluruh hidup kalian dibohongi oleh orang lain sampai kalian mati. Di masyarakat ada semacam aturan-aturan. Kalian harus hidup bersama aturan-aturan itu. Siapa yang kalian pikir membuat aturan itu? Orang-orang pintar. Hukum, sistem pendidikan, sistem perumahan, pajak, keuangan, sistem upah – orang-orang pintar membuatnya agar sesuai dengan selera mereka, untuk membuat hidup mereka nyaman. Tapi mereka membuatnya menjadi sulit bagi mereka yang kurang beruntung dan kurang pintar dari mereka bahkan untuk mengerti. Orang-orang pintar menggunakan aturan ini untuk menjalani hidup yang baik. Bagi idiot seperti kalian, orang bodoh yang berpikir memakai otak kalian merupakan sebuah pertentangan, kalian akan menjalani seluruh hidup kalian dipojokkan dan bahkan dilukai oleh orang-orang pintar itu dan pada akhirnya kalian akan tersingkir.”

Para siswa merasa tersinggung, namun tetap mendengarkan. Lalu salah seorang siswa berteriak: “Lalu apa solusimu?” Pidato Seok Ho yang berapi-api dapat menarik perhatian para siswa. Akan tetapi, jawaban yang diberikannya kemudian membuat semua itu terpecah: “Kalau kalian tidak ingin menjadi korban dari orang-orang pintar itu, kalau kalian tidak mau disakiti oleh mereka, hanya ada satu jalan: belajar!” Mendengar bahwa solusi ajaibnya adalah belajar dan kuliah di Universitas Cheonha, para siswa kembali melontarkan cemoohan. Sebuah bola basket terhempas ke podium dan mengenai papan dibelakang kepala Seok Ho. Kerumunan siswa terbelah saat Kang Seok Ho berhadapan dengan penantangnya. Adalah Baek Hyun yang menyindir: “Lalu, apakah kau kuliah di Universitas Cheonha? Apakah Cheonha menggajimu? Apakah kau benar-benar mencintai Cheonha?” Seok Ho menjawab tidak untuk semua pertanyaan itu. Dia tidak kuliah di Cheonha. Dia bahkan tidak menyukai Cheonha. Dia membenci orang-orang yang bersikap sombong karena mereka berasal dari Cheonha. Tapi para siswa memiliki kesempatan ini dan kuliah di Cheonha adalah jawaban untuk menaikkan kehidupan mereka yang menyedihkan. Baek Hyun tetap tidak terkesan. Dia menyampaikan sebuah kenyataan: setengah dari siswa yang bersekolah di Byeong Moon berasal dari keluarga bermasalah. Mereka harus bekerja sendiri, dan mereka terlalu sibuk bertahan hidup. Baek Hyun bilang bahwa dia akan gagal dan terhempas. Para siswa menyoraki Baek Hyun, terkesan.

Tidak terganggu dengan hal itu, Seok Ho melanjutkan pekerjaannya, membersihkan ruang kelas tua yang diberikan padanya. Ma Ri dan guru-guru yang lain yakin dia akan gagal mengumpulkan lima siswa dan meragukan keyakinan Seok Ho bahwa dia akan sukses. Soo Jung dengan enggan membantu Pengacara Kang bersih-bersih. Pada saat itu Pengacara Kang bertaruh dengan Soo Jung. Kalau dia berhasil mengumpulkan lima orang siswa, maka Han Soo Jung harus bersedia menjadi wakil wali kelas. Bu Guru Han setuju. Sekalipun meragukan kemampuan Kang Seok Ho, Han Soo Jung adalah satu-satunya guru yang ingin dia sukses, sebab kalau senadainya dia benar, maka hal itu akan bagus bagi sekolah dan para siswa. Seok Ho memulai proses rekrutmen dengan cepat, menargetkan beberapa siswa. Contohnya, dia beralih ke Baek Hyun setelah mengetahui kalau titik kelemahannya ada pada neneknya. Seok Ho menemui nenek dan mengatakan bahwa baek Hyun akan masuk kelas khusus dan belajar extra keras. Dia juga mendengar masalah rumah yang mengkhawatirkan nenek dan berusaha mencarikan solusi untuk masalah itu. Saat nenek menelpon cucunya untuk mengatakan betapa bangganya dia, Baek Hyun sadar dan marah karena Seok Ho ikut campur dalam kehidupannya.

Pul Ip pulang ke rumah dan menemukan bahwa istri dari kekasih ibunya datang dan menyebabkan kekacauan. Pul Ip turut bersedih untuk ibunya tapi di sisi lain dia tidak dapat menerima kalau ibunya berhubungan dengan pria yang sudah menikah. Ketika Seok Ho tiba, dia mengulangi ucapannya yang dulu bahwa Pul Ip harus mengubah tujuan hidupnya, kalau tidak dia akan menyesal nanti. Terakhir, Seok Ho menemui Baek Hyun malam itu dan memintanya sekali lagi untuk bergabung dengan kelas khusus dan menambahkan: ada cara bagi Baek Hyun agar tidak terusir dari rumahnya. Dia bisa melunasi hutang pemilik rumahnya dan mengambil alih rumah itu. Dia menyindir Seok Ho – dia tahu hal itu dan yang menjadi masalah utamanya adalah dia tidak punya uang untuk malakukan itu. Seok Ho mengatakan bahwa dia adalah seorang pengacara dan dia tahu bagaimana menangani masalah itu. Dia akan membantu tapi tidak gratis – Baek Hyun harus masuk kelas khusus. Dan lagi-lagi, Baek Hyun menolak. Dia tidak mau mendapatkan bantuan dari orang seperti Kang Seok Ho. Karena tidak ada pilihan lain, Baek Hyun akhirnya memutuskan berhenti sekolah dan bekerja. Malam itu, dia memikirkan lagi perkataan Seok Ho tapi, paginya dia tetap bekerja di sebuah bengkel mobil. Dia hampir berkata jujur pada neneknya – tapi tidak jadi ketika neneknya memberikan Baek Hyun sekotak makan siang. Seok Ho telah memberitahunya bahwa kelas khusus akan berlangsung sampai larut dan cucu kesayangannya tidak bisa pulang cepat.

Pada waktu makan siang, Baek Hyun membuka bekal makan siangnya dan menemukan secarik kertas di dalamnya. Pesan dari neneknya: “cucuku Baek Hyun, ibu yang lain akan membuatkanmu makan siang yang lebih enak dan lebih baik. Nenek minta maaf. Nasi itu seperti obat kuat. Makanlah yang banyak sehingga kau tetap sehat. Nenek mencintai cucunya.” Baek Hyun menangis membaca surat itu. Dia mengenang kembali masa kecilnya dimana sang nenek selalu ada di sampingnya. Makan siang Baek Hyun terhenti karena mendapat telpon dari Seok Ho yang memintanya datang untuk membantu nenek. Saat sampai di rumah dia terkejut melihat nenek menarik gerobak yang penuh barang-barang mereka di jalan tanjakan. Dia mulai berlari akan membantu nenek tapi Seok Ho menariknya. Kata Seok Ho, dia tidak mungkin muncul dihadapan nenek dengan baju mekanik. Nenek belum memberitahu cucunya kalau hari ini mereka harus pindah. Dia berencana untuk memindahkan barang-barang dulu baru kemudian memberitahu Baek Hyun. Nenek sudah memberitahu Pengacara Kang bahwa mereka akan tinggal di sebuah gosiwon, sejenis asrama yang biasa disewa oleh siswa miskin. Pilihan tempat tinggal yang buruk tapi nenek juga sudah mengatakan pada Seok Ho kalau gosiwon itu punya dapur jadi nenek tetap bisa memasakkan makan siang untuk cucunya. Beberapa saat berikutnya, Baek Hyun mengejutkan neneknya dengan mengambil alih gerobaknya. Baek Hyun yang sudah berpakain normal membuat sang nenek terkesiap dan meminta maaf bahwa dia tidak memberitahu Baek Hyun sebelumnya. Tapi dia berbicara dengan lembut pada nenek dan memintanya untuk naik ke atas gerobak sementara dia menarik gerobak itu pulang ke rumah dan mengatakan kalau mereka tidak harus pindah lagi. Nenek tidak bisa melihat ekspresi cucunya yang penuh konflik ketika mengatakan: “cucumu sudah mengetahui semuanya. Jadi jangan menganggapku sebagai anak kecil lagi.”

Baik Bong Goo dan Chan Doo terus memikirkan keinginan mereka untuk mengubah kehidupan mereka – haruskah mereka percaya pada perkataan guru dan masuk kelas khusus? Bong Goo berpikir lebih dalam bahwa semuanya akan baik-baik saja kalau mengatakan dia ada di kelas Cheonha. Itu akan menjadi sumber kebanggaan ketika berbicara dengan teman lamanya. Chan Doo memikirkan ayahnya dan bertanya-tanya apakah kelas khusus benar-benar bisa mengubah mereka menjadi lebih pintar. Bisakah sesungguhnya hal itu mengubah segala sesuatu di sekitar mereka?

Hari ini adalah hari terakhir bagi Seok Ho untuk mengumpulkan lima orang siswa. Guru-guru yang lain dengan senang menggembar-gemborkan kegagalan Seok Ho dengan mengatakan tidak seorang siswa pun di kelas mereka yang tertarik masuk kelas khusus. Saat Soo Jung bertanya pada siswa di kelasnya yang tertarik buat bergabung dengan kelas khusus, tak seorang pun berbicara. Bong Goo serta Chan Doo saling bertukar pandang, ingin bergabung tapi ketakutan di menit-menit akhir. Pul Ip juga bergumul dengan dilemma menit-menit terakhir. Dia melihat ke sekeliling, memikirkan ibunya yang sedih dan perkataan Seok Ho bahwa dia akan berakhir sama seperti ibunya. Akhirnya dia bangkit dan mengejutkan semua orang dengan mengatakan keinginannya untuk pindah kelas. Gerakan Pul Ip memberikan keberanian bagi Cahn Doo dan Bong Goo. Mereka saling tukar pandang dan berdiri bersamaan. Mereka mengikuti Pul Ip pindah ke kelas lain. Ma Ri dan guru-guru yang lain terlihat ketakutan dan tetap saja kelihatannya Seok Ho akan kalah. Dengan hanya waktu satu menit yang tersisa, dia hanya punya tiga siswa sedangkan peraturannya mengharuskan dia punya lima orang siswa. Para siswa yang bergabung sudah mulai ketakutan bahwa kelas khusus tidak akan pernah ada. Seok Ho pun mulai minta maaf pada mereka dengan mengatakan bahwa kelas khusus tidak akan terbentuk. Dan saat itulah Baek Hyun muncul dan mengatakan: “siapa yang bilang begitu?” Tepat ketika para guru akan mengatakan bahwa hanya ada empat siswa, sebuah kepala menyembul dari pintu dan langsung menggelayuti lengan Baek Hyun. Hyun Jung selalu menempel di sisinya tidak peduli apapun. Ma Ri menghilangkan kekecewaan para guru. Dia sudah terkepung tapi masih punya persyaratan yang kedua.

Seok Ho bergumam pada Baek Hyun bahwa dia akan mengurus masalah rumahnya. Baek Hyun menjawab bahwa dia akan segera melunasi hutangnya pada Kang Seok Ho. Tapi dia bersikap tidak terlalu meyakinkan dan menambahkan bahwa dia ikut kelas khusus karena tidak punya pilihan lain. Bukan karena dia percaya bahwa guru akan sukses. Seok Ho menjawab: “Baiklah, tapi dalam setahun kau akan menuju universitas Cheonha!” Dia pun menyambut para siswa itu ke kelas barunya dan menerangkan paraturannya: pertama, mereka harus mengikuti apapun yang dikatakannya. Kedua, sampai hari dimana mereka diterima di Cheonha, mereka tidak boleh pergi. Begitulah kelas baru dimulai.

Bintang Untukmu (cerpen)

***

Siang ini aku sebel setengah mati, bagaimana tidak hari ini ada ulangan menulis puisi. Bu Okky guru bahasa yang sudah terkenal killer seantero sekolah, mendadak memberikan kelasku ulangan. Ohya pembaca, pertama perkenalkan namaku Oik Cahya Ramadlani, tapi teman-temanku biasa memanggilku dengan sebutan Oik. Kalian tahu, kenapa aku sangat sebel? Yap, bu Okky mengatur tempat duduk kami secara acak, huftt.. dan lebih parahnya lagi aku kebagian duduk sebangku dengan Cakka! Ya, Cakka itu mantan pacarku.

Sudah hampir satu setengah bulan ini, aku dan Cakka tak pernah saling bertegur sapa atau saling senyum. Semua itu tepatnya setelah kami putus, aku dan Cakka pacaran sejak aku duduk di bangku kelas 3 smp, dan sekarang aku duduk di bangku kelas XI. Ya, selama berpacaran dengannya aku merasa nyaman di sisinya. Pernah waktu itu Cakka bilang bahwa aku adalah first love nya.



>>>FLASHBACK



Siang itu, saat jam pulang sekolah…



“Hai, ik. Pulang bareng yuk” ajak Cakka padaku, saat itu kami berdua masih di dalam kelas.

“Maaf, Kka.. aku mau kerja kelompok dulu sama Sivia dan lainnya. Hmm..gak papa kan?” ucapku berbohong, padahal aku ada janji untuk menemani Alvin mencari buku. Alvin itu memang sahabatku, aku gak enak hati menolaknya, karena Alvin itu selalu baik terhadapanku.

Ku lihat Cakka hanya tersenyum, “Oh, ya sudah, nanti abis kerja kelompok mau aku jemput?” kata Cakka

“Tak usah, Kka.. nanti aku telepon supirku aja. Lagipula, ntar sore kamu ada latihan basket kan?” tanyaku pada Cakka

“Iya deh.. aku pulang duluan ya, sayang… bye” pamit Cakka sambil mengacak pelan rambutku.

Aku menghela napas, “maaf ya, kka.. bukannya aku berbohong padamu” batinku,



SKIP

Sehabis menemani Alvin mencari buku yang ia cari, Alvin mengajakku makan siang dulu. Tadinya aku sudah menolak tawarannya, tapi Alvin terus saja memintaku buat menemaninya makan, ya apa boleh buat.

Jadilah kami berdua memasuki restaurant Jepang dan memesan makan. Saat aku sedang makan bersama Alvin, tidak tau darimana tiba-tiba Cakka udah ada dihadapanku dengan muka yang garang. *plakk



“Jadi ini yang kamu bilang kerja kelompok, Ik? Hah?” Tanya Cakka dengan emosi dan suara yang agak membentakku.

“Cakka ini gak seperti yang kamu kira, aku sama Alvin Cuma…” jawabku yang berusaha meyakinkan Cakka.

“Ah sudahlah.. aku kecewa sama kamu, Ik! Mulai sekarang kita putus!” ucap Cakka marah sambil berlalu pergi

“Cakka dengerin penjelasan aku dulu!!” teriakku, baru saja aku hendak mengejarnya, tanganku di tahan oleh Alvin.

“Udah, Ik. Percuma kamu kejar Cakka, Cakka lagi emosi” ujar Alvin yang menenangiku.

“Tapi, Vin…” mataku sudah berkaca-kaca, aku shock mendengar kata PUTUS dari mulut Cakka.



>>>FLASHBACK END



“20 menit lagi!” seru Bu Okky, yang membuat acara lamunanku buyar(?)



Hah? 20 menit lagi? Gawat, kertasku masih kosong! Huwaa..aku binggung ingin menulis puisi apa, tema saja aku belum dapat. Setelah di pikirkan, akhirnya otakku jalan juga :D. kutulis judul di atas kertasku “Omoni”, huftt…akhirnya selesai juga.



“Menurutmu puisiku bagus tidak?” ujar Cakka yang sukses mengagetkanku. Ini pertama kalinya Cakka mengajakku bicara setelah 1 setengah bulan yang lalu.

“Ik..Oik.. kamu gak kenapa-kenapa kan? Kok diem?” kata Cakka sekali lagi,

“Eh..ng..apa? tadi kamu bilang apa?” tanyaku yang agak kikuk

“Tadi aku nanya, puisiku bagus tidak?” Cakka mengulang pertanyaannya lagi.



Lalu ku ambil kertasnya, dan kubaca puisi itu yang berjudul ‘mengapa malam selalu tanpa bintang’. Ya, agak aneh juga sih judulnya, tapi “Sepertinya bagus kok” kataku sambil menyunggingkan senyuman pahitku, jujur saja aku masih agak canggung berbicara padanya.



(Malam harinya, di kamar Oik)



Malam ini, aku lagi terbaring di tempat tidurku sambil membaca novel yang belum sempat kubaca. Tiba-tiba ponselku bergetar, tanda ada pesan yang masuk. Tumben ada yang sms malem-malem begini, gumamku yang lalu membacanya.

From : Mr. Cakka

Malam ini langit kosong ya? Kemana perginya bintang itu?



Ternyata itu pesan dari Cakka, ngapain tuh anak sms, huftt..isi smsnya gak penting. Hei, tapi pesannya itu membuatku penasaran juga, lalu aku bangkit menuju jendela dan membukanya. Benar saja, langit malam ini aku tak melihat satupun bintang di sana. Hanya bulan tak sempurna yang menempati langit itu.

Ponselku kembali bergetar. Nama Cakka langsung terpampang di layar ponselku, Cakka meneleponku! Ini pertama kalinya juga Cakka baru meneleponku.

Angkat..Tidak...Angkat..Tidak..Angkat..err!



“Halo” aku berusaha untuk menjaga suaraku agar tetap datar, padahal sih grogi

“Kamu udah ngeliat bintangnya belom?” sahutnya dari sebrang telepon

Hee? Tau darimana dia kalo baru saja aku abis melihat bintang?

“Apaan sih maksudmu? Nggak penting banget nanyain itu sama aku” jawabku agak ketus.

“Makanya coba kamu pastiin” pintanya lembut

“Eerr.. kamu itu gila atau apa? Tadi tuh baru turun hujan, jadi bintangnya juga lagi bobo!” jawabku ngasal, eh.. emang tadi baru saja turun hujan loh.

"aku mohon sekali ini saja," kata Cakka lagi

"oke aku keluar rumah sekarang, sekalian deh, aku bawa' teleskop buat ngeliat tu bintang!" dungusku



Tutt..tutt..tutt… Setelah ngomong itu Cakka memutuskan hubungan teleponya.

Dasar Cakka!!

aku berjalan gontai menuju lantai bawah, ,

"apaan sih tu anak, udah gila kali yaa" batinku,



setibanya diteras rumah yang kudapati bukanlah bintang maupun pelangi melainkan sosok laki-laki yang tidak asing lagi bagiku,laki-laki yang menjadi first love ku, laki-laki yang mempunyai senyuman paling sempurna menurutku, , ya siapa lagi kalau bukan Cakka



"akhirnya kamu keluar juga, Ik. aku nungguin kamu sudah hampir 1 jam tau" ucap Cakka dengan senyumannya



"Ya lagian siapa yang suruh kamu nunggu disini ha?" dungusku, gak tau deh kenapa aku tiba-tiba seperti ini. Padahal, aku rindu dia.



"udah liat bintangnya?" katanya, tanpa menggubris pertanyaan ku tadi ,



"kamu gila ya?, liat sendiri deh, apa ada bintang di malam yang hujan begini?" ucapku



"kamu tidak mengerti maksudku ya, Ik?" tanyanya lagi.



"ya, aku tau kau tidak mengerti kan, Ik?, maksudku adalah, KAMU adalah bintangku, aku ingin melihatmu disaat langit tidak dihiasi bintang, aku juga ingin kau menganggapku sebagai bintangmu, karena saat langit sepi tanpa bintang, kita bisa mengisi kekosongan satu sama lain , kamu mau kan menjadi pacarku lagi" ucapnya panjang lebar



aku terhenyak dengan ucapannya barusan, apa ini mimpi. Cakka ingin aku menjadi pacarnya lagi? apakah ini benar, aku bingung dengan yang kurasakan sekarang!



“Tap..tapi..kan..”



“Ya, aku memang egois waktu itu, Ik. Dan Alvin sudah menjelaskan semua kepadaku” potong Cakka yang tau maksud ucapanku seraya mengguncang-guncangkan tubuhku

Kemudian Cakka meregoh saku celana jeansnya, mengambil sesuatu.



"ambil ini jika kamu mau menjadi pacarku kembali, tapi kalau kamu tidak mau, silahkan buang, atau kamu pergi saja dari sini tanpa mempedulikanku" katanya seraya menjulurkan tangannya dihadapanku, dan menunjukkan aku kalung berbentuk bintang,



" Jujur, di dalam hatiku yang paling dalam aku masih mencintainya, tapi. . . ." batinku



"Oik Chan?" panggilnya membuyarkan lamunanku



"Ah, ya?!" kataku gelagapan



"kamu harus memberiku kesepakatan yang ke dua, Ik." Kata Cakka menatap mataku. Huhh..aku bisa melihat kesungguhan dari kedua matanya itu.



"Aku….”



"Aku? apa?" sahut Cakka tak sabaran



Aku menghela napas panjang, dan….

"Ya, aku mau jadi pacarmu lagi" jawabku tersenyum seraya mengambil kalung itu



Cakka terkejut dengan ucapanku tadi, “Hah? Yang benar?”



" ya sudah kalau tidak percaya, nih aku kembalikan kalungnya" kataku sambil mengembungkan pipiku



"jangan ngambek dong, Ik. sini aku pakaikan kalungnya" kata Cakka lalu memakaikan kalung itu dileherku. Aku hanya tersenyum senang, dan bisa dipastikan kalau sekarang wajahku merah!



"kamu pantas memakainya" Setelah memasangkannya, Cakka kembali memandangku. Aaa… wajahku semakin merah merona nih!



Aku hanya tersenyum.



Tiba-tiba dengan sekali gerakkan tangannya, dia memegang bahuku dan mendekapku didalam pelukannya.



"Oik Chan, aku sangat mencintaimu” bisik Cakka lembut tepat ditelingaku



“Aku juga mencintaimu, Kka..” balasku yang kemudian membenamkan kepalaku di dadanya



Malam itu menjadi malam yang mengesankan bagiku





-tamat-

PACARKU ADIK KELASKU (cerpen)

Pagi yang cerah itu. Sesampainya di kelas, Oik masih di buat bingung dengan sikap sahabat-sahabatnya itu. Sahabat-sahabatnya itu selalu menatap ke arah kelas 10-2. seakan-akan berharap ada seorang pangeran yang muncul disana. Setelah meletakkan tas di meja, ia langsung menegur sahabat-sahabatnya itu dan bertanya. Ia penasaran dengan sikap sahabat-sahabatnya itu.



“Hai, Guys!” Sapa Oik ketika berada di antara sahabat-sahabatnya itu.



“Gila…cakep banget sih tuh cowok!” Ucap Sivia tanpa menggubris sapaan Oik tadi



“Iya. Gue gak nyangka sekolah kita kedatangan seorang pangeran.” Ucap sahabatnya yang satunya lagi, tak lain adalah Acha



“Wah…liat deh! Dia tersenyum. Duh, senyumnya bikin gue cenat-cenut.” Kali ini Ify yang berkata.



Sialan! Gue dari tadi disini kagak diladenin. Sapaan gue juga, kagak di bales. Sebenarnya ada insiden apaan sih! Sampe-sampe sahabat sendiri dijadiin kambing congek gini. Batin Oik kesal.



“Woy…emangnya ada apaan sih?” Tanya Oik



Ia jadi tambah kesal ketika sahabat-sahabatnya tidak menghiraukan dia, dan masih terus-terussan menatap ke arah kelas 10-2. Oik sudah hilang kesabaran.



“Sivia…Acha…Ify…kalian liat apaan sih!” Teriak Oik dengan nada emosi,

karena sahabat-sahabatnya dari tadi tidak meladeninya.



“Eh, ada Oik!” Ucap sahabat-sahabatnya kemudian, ketika tersadar. Karena dikagetkan Oik dengan suara yang khasnya itu. Serentak Sivia, Acha, dan Ify menutup telinganya. Suara Oik memang melebihi toa manapun. hehe



“Tadi, aku tanya. Kalian itu sedang lihat apaan sih!” Kini suara Oik kembali melembut.



“Sini,Ik! Gue kasih tau. Sekarang lo liat deh cowok yang sedang berdiri di dekat pintu kelas 10-2 itu.” Sivia memberi tahu Oik dengan semangat 45, sambil menunjuk ke arah cowok yang sedang berdiri di dekat pintu kelas 10-2.



“Memangnya kenapa dengan cowok itu?” Tanya Oik setelah melihat cowok yang ditunjuk sahabatnya itu.



“Aduh, Oik… Oik…! Lo tuh ya, perasaan selalu ketinggalan berita aja deh.” Sambung Acha



“Nih ya gue kasih tau. Cowok itu tuh anak baru disini. Ganteng kan? Udah gitu ya, dia itu ternyata…keponakannya Pak Kepsek!” Kini gentian Ify yang berbicara (?)



“Terus…urusannya sama gue apa? Please…deh! Dia itu adik kelas kita. K E L A S 10. Sedangkan kita K E L A S 11. Masa kalian suka sama adik kelas sih!” Oik mengingatkan sahabat-sahabatnya yang sedang kesambet virus cinta.



“Yaelah, Oik! Kayak gitu aja di permasalahin. Apa salahnya suka sama adik kelas? Gak ada yang ngelarang ini kan? Soal hati mah gak bisa ditebak. Cinta itu buta, Ik! Lo tau kan gosip-gosip sekarang ini. Tentang Raffi Ahmad yang jatuh cinta sama Yuni Shara. Mereka itu kan beda jauh umurnya. Tapi hubungan mereka baik-baik aja kan sampai sekarang. Malah tambah lengket aja. So, gak ada salahnya kan suka sama adik kelas. Lagi pula umur kita gak beda jauh-jauh amat. Cuma beda satu tahun doang!” Sivia sebagai perwakilan sahabat-sahabatnya yang sedang jatuh cinta dengan cowok baru itu, tak mau kalah.



“It’s okay. Up to you lah! Gue gak ngurus!” Ucap Oik kemudian, setelah itu pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya yang masih kepincut dengan anak baru yang katanya keponakan Pak Kepsek itu.



***



Anak baru yang baru seminggu menetap di sekolah Oik itu, sudah membuat cewek-cewek di sekolahnya kesambet virus aura cowok baru itu. Cowok yang katanya ganteng, tajir, pintar, dan juga ternya keponakannya Pak Kepsek. Oik sebal plus benci dengan keadaan ini. Setiap ia bersama best friendsnya sedang asyik-asyiknya makan dan ngobrol di kantin, cowok baru itu juga sedang ngobrol bersama teman-temannya. Akibatnya, best friendsnya langsung menghampiri cowok baru itu dan mengajaknya mengobrol. Istilahnya sih…Caper!



Saat ini, Oik sedang sibuk-sibuknya mengurusi persiapan untuk acara di sekolahnya. Tiap tahun, sekolahnya selalu mengadakan pensi. Nah, Oik dipercaya Pak Kepsek untuk membantu keponakannya itu mengurusi persiapan panggung. Siapa lagi kalau bukan cowok baru itu, yang katanya bernama Alvin Jonathan Sindunata. Memang Alvin langsung menjadi stap osis di sekolahnya, walaupun masih berstatus anak baru. Alvin memang selalu dipercaya Pak Kepsek. Bukan karena alvin keponakannya. Tapi, karena di sekolahnya dulu, Alvin aktif di berbagai organisasi sekolah. Dia juga orang yang bertanggung jawab. Mau gak mau Oik nurut saja dengan perintah Pak Kepseknya itu. Dalam hatinya, ia ogah-ogahan membantu Alvin. Tapi saat ini, waktunya gak tepat untuk menolak kepercayaan Pak Kepsek dengan dirinya.



Kenapa hatiku cenat cenut

Tiap ada kamu

Selalu peluhku menetes

Tiap dekat kamu

Kenapa salah tingkah

Tiap kau tatap aku

Selalu diriku malu

Tiap kau puji aku…



Nada dering handphone Oik terus berdering. Oik menekan tombol jawab.



“Halo?” Sahut Oik malas.



“Hai, Kak!” Sapa cowok di seberang sana. “Ni gue Alvin.” Jelas cowok itu, tak lain adalah Alvin.



“Mau apa lo nelpon gue?”



“Gak papa. Cuma mau tau keadaan kakak aja.”



“Memangnya lo pikir gue kenapa, hah?” Tanya Oik ketus.



“Kakak tuh kenapa sih, selalu emosi kalau lagi ngomong sama gue? Emang gue punya salah apa sama kakak?”



“Gara-gara lo tuh, sahabat-sahabat gue selalu ninggalin gue sendirian, tau!” Oik masih berbicara ketus.



“Oh, cuma itu toh! Gue kirain apaan?” Alvin masih tenang menanggapinya.



Oik jadi sebal mendengar jawaban Alvin yang biasa-biasa saja. Karena emosinya mulai meluap lagi, ia langsung mematikan panggilan, dan menonaktifkan handphonenya. Di seberang sana, Alvin di buat bingung dengan sikap Oik tadi.



***



Perlahan-lahan Oik membuka matanya. Kepalanya terasa pusing, sepertinya waktu upacara dia pingsan deh. Karena sebelum berangkat sekolah, ia lupa sarapan pagi.



“Gue dimana?” Ucap Oik ketika menyadari dia sudah terbaring di kasur.



“Lo di UKS, Ik! Udah, lo istirahat aja dulu.” Jawab Ify menenangkan Oik



“Kok gue bisa ada disini sih?” Tanya Oik lagi.



“Tadi itu lo pingsan waktu upacara. Untung ada Alvin yang sedang tugas jadi PMR. So, dia deh yang gotong lo kesini.” Jelas Sivia sambil memakan silverqueen.



“Hah? Apa tadi yang lo bilang barusan, Vi? Alvin yang gotong gue?” Oik kaget bukan main. Ia tidak menyangka Alvin baik banget dengan dirinya, padahal dia selalu ketus dan jahat dengan Alvin.



“Iya. Yang nolong lo tuh Alvin. Asal lo tau ya Alvin tuh kelihatan panik banget tau, ketika lo itu pingsan. Dia juga dari tadi yang nungguin lo!” Jelas Acha.



“Sekarang dia kemana?” Tanya Oik yang langsung bangun, tapi dicegah sahabat-sahabatnya.



“Dia lagi beli roti di kantin. Katanya sih buat lo. Tadinya kita mau kasih uang buat beli roti untuk lo. Tapi dia tolak. Katanya pakai uang dia aja. Gila… lo beruntung banget ada yang perhatian! Dan yang mengangetkan lagi, ternyata cowok baru ganteng itu yang perhatian sama lo!” Jawab Sivia menggebu-gebu.



Oik terdiam. Ia menyesal dengan sikapnya selama ini terhadap Alvin. Ternyata Alvin sangat baik dengan dirinya. Tidak lama kemudian, Alvin datang membawa lima bungkus roti dan aqua botol, lalu memberikannya pada Oik



“Ternyata lo udah sadar, Kak! Kalau begitu lo makan ini dulu nih! Biar tubuh lo berenergi lagi.” Ucap Alvin sambil mengelus rambut Oik



Sivia, acha dan Ify melongo melihat insiden ini. Sedangkan Oik, ia jadi salting. Tiba-tiba saja ia merasa nyaman di dekat Alvin. Ada desiran halus yang datang di hatinya.

***

“Gimana keadaan lo, Kak? Udah gak pusing atau sakit lagi?” Tanya Alvin, ketika sedang berbicara dengan Oik di telepon.



“Udah baikan kok, Vin! Oh ya, kenapa sih lo tadi nolongin gue? Gue kan selalu jahat sama lo.”



“Lo mau tau jawaban gue? Kalau begitu gue akan jawab pertanyaan lo dengan menyanyi. Lo dengar

baik-baik ya.”



“Hah? Nyanyi? Mmm…it’s okay. Silakan saja!” Oik mempersilakan Alvin untuk bernyanyi.



Aku jatuh cinta

Kepada dirimu

Sungguh-sungguh cinta

Ku apa adanya…

Tak pernah ku ragu

Namun tetap selalu menunggu

Sungguh aku

Jatuh cinta kepadamu…



Oik kaget bukan kepalang mendengar lagu yang di senandungkan Alvin. Tanpa sengaja Alvin menyatakan cinta padanya. Oik terharu dengan keberanian Alvin.



“Kak…lo udah tau kan sekarang. Gue itu sebenarnya suka sama lo. Gue cinta sama lo, Kak! Lo mau gak jadi pacar gue!” Ucap Alvin yang terdengar bersungguh-sungguh.



“Jujur, Vin! Hari-hari ini juga gue sebenarnya bingung setiap lo di dekat gue. Gue merasa nyaman di dekat lo. Tapi, jujur gue gak bisa berbohong lagi kalau gue nyaman di dekat lo!” Terang Oik seterang lampu yang ada di kamar author *plak



“So, jawaban lo apa, Kak? Lo mau gak jadi pacar gue?”



“Mmm… gimana ya?” Oik pura-pura menggantungkan kata-katanya. “Iya, deh! Gue mau jadi pacar lo, Vin!” Jawab Oik yakin dan bersungguh-sungguh, yang membuat Alvin bahagia dengan bunga-bunga cinta yang sedang ia rasakan.



“Oke, thanks atas jawabannya. Kalau begitu, besok lo pulang bareng gue ya! Gue tunggu lo di gerbang sekolah!” Alvin langsung mematikan telepon, tanpa mempersilakan Oik berbicara. Tapi kali ini, ia gak marah sama sekali. Karena dia sangat bahagia saat ini.



***



"Ik? Ada Alvin tuh! Kayaknya dia mau nyamperin lo deh!" kata Acha sambil menyenggol lengan Oik

Saat itu Oik, Sivia, Acha dan Ify sedang berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang.



"Oh, iya. Ternyata dia beneran mau nganterin gue pulang." Oik mulai ingat, kalau dia mau pulang bareng Alvin.



"Hah? Apa lo bilang? Alvin ngan…nganterin lo pulang?" Acha kaget bukan main.

"Iya sayang! Sekarang, gue sama Alvin tuh pacaran. Kita udah jadian. Tadi malam dia nembak gue." Terang Oik sambil tersenyum



"Serius?" Tanya Sivia, Acha dan Ify bersamaan. Mereka terkaget-kaget mendengar pengakuan Oik, yang notabenenya Cewek susah jatuh cinta



Oik mengangguk mantap. "Ternyata benar juga kata lo, Vi! Cinta itu buta. Tidak memandang apapun. Kayaknya gue kena karma deh, gara-gara menyepelekan adik kelas."



"Hahaha. Bisa aja lo, Ik! Gue senang banget lho lo bisa jadian sama Alvin. Sama-sama cocok. Yang satu cantik, yang satunya lagi ganteng." Ucap Ify menggoda. Sivia dan Acha hanya tertawa



"Ah… lo bisa aja, Fy! Oh, ya. Gue duluan ya. Gue mau pulang bareng Alvin. Thanks berat ya, karena kalian dah dukung gue jadian sama Alvin." Oik tersenyum dan berlari menghampiri Alvin yang sedang berjalan ke arahnya.



"Jangan lupa Pjnya ya!" Teriak sahabat-sahabatnya bercanda. Oik dan Alvin hanya tersenyum.



"Lama banget sih, Kak!" Ucap Alvin ketika Oik menghampirinya.



"Aduh, Alvin! Masa lo masih manggil gue, kakak sih! Ingat dong, gue sekarang sudah jadi pacar lo! Gimana sih." Oik pura-pura ngambek.



"Oh, iya deh! Yuk sayang, gue anterin pulang." Ucap Alvin sambil tersenyum manis pada Oik. Ia pun menggandeng tangan Oik

Wajah Oik menjadi merah jambu, karena ucapan pacar barunya itu.



-tamat-

Cerbung "Kunti Genit" part 2

Title : Kunti Genit
Cast :
Cakka Kawekas Nuraga
Oik Cahya Ramadlani
Alvin Jonathan Sindunta
Sivia Azizah
Alyssa saufika Umari (ify) = Ibu Oik dan Sivia
and other

@chapter 2@

Keesokan harinya..

--- dirumah Cakka---

Kkkrriinnnnggggg~
suara jam weker disebelah Cakka berteriak keras

“aaiiissshhh !!!” teriak Cakka kesal karena tidurnya digangu oleh sebuah jam..

Kkkrrriiiinnggggg~.
teriak jam weker itu lebih keras *haha..jam weker nya setress*abaikan*

“aissshhh....” teriak Cakka lalu membanting jam wekernya ke lantai lalu ia melanjutkan tidurnya kembali

Z z z Z Z z.....

Tak berapa lama kemudian ia mulai bangun, membuka matanya sambil menguap lalu bangun dari tempat tidurnya dan dilihat nya jam dinding *jam nya banyak amat*

“haah ? jam 8 ? mampus!! telat deh gue !!” kata Cakka lalu beranjak pergi kekamar mandi

Setelah dari kamar mandi ia langsung memakai seragam sekolah nya dan membawa tas sekolahnya

Hari ini ia pergi membawa motornya, karna kalau nunggu bis pasti bakal lebih telat -.- *telat apa trauma sama yg semalem,hihi*author gaje*

Cakka melaju kencang dengan motor nya

****
--- sesampainya disekolah ---

Ssssrreettttttt~!!

Cakka mengerem motor nya di sebuah warung samping sekolahnya

“bang ! nitip motor disini ya ? ini uang parkirnya gua taro disini, dijagain motor gua bae bae!!” teriak Cakka kepada penjaga warung

“siap bos !!” jawab penjaga warung itu

Cakka berlari dan siap siap meloncati pagar disamping sekolahnya..
dan.....

brraakkk !!

pendaratan yg bagus, ia berhasil meloncat dengan sempurna

dengan cepat ia langsung lari menuju kelas nya, beruntung saat itu tidak ada guru piket yg melihat nya telat dan ia sampai di kelas nya..

kreekkk...

Cakka membuka pintu dikelas nya lalu masuk..

“CAKKA!”
“eh..ada bapak..hehe” ucap Cakka sambil cengar cengir gajee

“kamu !! selalu saja telat dipelajaran saya !” teriak pak Duta kesal

“maaf pak, ta..tadi saya----”

“tidak ada alasan ! sekarang juga kamu pergi ke guru piket dan minta hukuman!” teriak Pak Duta dengan wajah murka.

Cakka pasrah dan ia menaruh tas nya di bangkunya
Murid murid yg melihatnya hanya cengar cengir..

“lah ? ini monyet kenapa tidur disini ?” ucap Cakka ketika sampai dibangkunya dan melihat teman sebangkunya Alvin sedang tertidur pulas.

“hey..kenapa masih disitu ? cepat keluar !” perintah Pak Duta lagi

Lalu Cakka pun keluar kelas..

--------------------------

Saat Cakka sudah keluar dari kelas Alvin yang dari tadi menempelkan pipi nya di meja sedang tidur pulas

“oke anak anak, sekarang kita lanjutkan pelajarannya”

Saat Pak Duta hendak menulis dipapan tulis ia mendapati Alvin yang sedang asik dengan mimpi nya

Plakkk !!

Sebuah spidol mendarat mulus di kepala Alvin

“aww~ siapa sih yg main lempar lemparan ?!!” teriak Alvin sambil mengelus kepala nya

“ALVIN JONATHAN SINDUNATA!!” teriak Pak Duta marah

Alvin kaget dan matanya langsung mengarah ke guru nya

“kamu !! keluar dari pelajaran saya !” teriak Pak Duta ngamuk ngamuk
*nih guru di kasih makan apasih, marah marah mulu, kasian tuh actor-aktor saya daritadi dimarain mulu... *sutradara ga trima !!*plakkk..*

Alvin pasrah dan langsung keluar dari kelas..

“aishh~” ucap Alvin saat diluar kelas

“ngapain juga gua ikut pelajaran dia, beruntung juga gua keluar dari kelas..haha,
empet gua belajar” lanjutnya lalu ia pergi keatas gedung sekolah

---------------------

--- diruang guru ---

“bu saya disuruh sama bapak botak minta hukuman !!” kata Cakka cuek

“bapak botak ? siapa ?” tanya guru tersebut

“itu loh bu, pak Duta..” jawab Cakka *eh, emang om duta botak?wkwk *

“oh pak Duta.. maklumin aja dia emang suka marah marah, itu hobinya dari kecil” ucap guru itu sambil ketawa ketiwi

“yadah buat kamu saya maapin, saya ga kasih kamu hukuman, kan sayang kalo cowo ganteng dihukum yg ada ntar ga tenar lagi disekolah(?), haha” *apa hubungan nya (?)* ucap guru tersebut yg mulai agak becicilan didepan Cakka

“ah yg bener bu ? asik deh ibu emang the best, then Cakka ibu guru cantiks” *author:makasih Kka..wkwk* ucap Cakka sambil menunjukan senyum evil nya

“haha..yadah sana kamu balik ke kelas”

Lalu Cakka pun pergi..

“aduhh kebelet pipis nih ah, ketoilet bentar ah” ucap Cakka sambil menuju toilet

-bersambung-

Cerbung "Kunti Genit" part 1

Title : Kunti Genit
Cast : Cakka Kawekas Nuraga a.k.a Cakka
Oik Cahya Ramadlani a.k.a Oik
Alvin Jonathan Sindunata a.k.a Alvin
Sivia Azizah a.k.a Sivia
Alyssa Saufika Umari a.k.a Ify (ibu oik dan sivia)
and other
genre : romantis, horror, gaje

@chapter 1@


Jam 23.00 malam....

Cakka terdiam, duduk manis disebuah halte bis menunggu sebuah bis menghampirinya. Sesekali ia menolehkan pandangannya kearah jalan raya melihat jika ada bis yg lewat.

Tapi, mungkin nasibnya sedang tidak beruntung. Karena sedaritadi hanya 1 atau 2 mobil yg lewat dan para pejalan kaki pun sudah tidak ada yg lewat, mungkin karena sudah larut malam orang orang sudah pada tidur Z z Z z....

Angin berhembus kencang membuat rambut Cakka berantakan dan udara cukup dingin saat itu

“aisshh, mana sih bis nya ? kok ga nongol nongol!!” gumam Cakka mulai hilang kesabarannya

“daripada bengong mending maen aja deh !!”lanjutnya sambil membuka tas yg dibawa nya lalu mengambil psp nya..

--------- heninggg.. hanya ada suara berisik yg dikeluarkan dari pspnya

Tiba-tiba dari samping Cakka yang tak ia sadari daritadi kini ada sosok perempuan berambut panjang memakai baju serba putih menutupi seluruh badannya kecuali wajah dan tangannya sedang duduk disampingnya..

Cakka mulai menyadari sosok perempuan tersebut yg ia lihat hanya perempuan tersebut tidak memakai sepatu ataupun sendal *maksudnya nyeker*. Tapi Cakka tidak mempedulikan perempuan tersebut ia malah asik dengan psp nya..

“mas mas...” sapa perempuantersebut yg mulai mengajak Cakka bicara

“hmmm..” jawab Cakka singkat tidak peduli dan cuek juga pandangan nya tetap fokus pada psp nya -.-

----heningg..
tak ada kata yg dijawab perempuan tersebut..

1 menit.. 1,5 menit.. 2 menit kemudian.......

“mas~ geser dikit dong !!” ucap perempuan tersebut dengan suara agak menyeramkan*iklan xl*

“loh ? emang sempit napa mbak ? perasaan kita cuma berdua doang mbak disini” jawab Cakka yang masih tidak menoleh kearah perempuan tersebut

“sa..saya~ maunya deket mass ganteng, hihiii~” ucap perempuan tersebut suaranya mulai membuat Cakka merinding
Dan Cakka pun menoleh ke arah perempuan tersebut..

“aaa~~~!!!! Kun...kun...kuntilanakkkkk~ !!!!” teriak Cakka yang tanpa buang buang waktu langsung lari secepat kuda

“loh ? kok si ganteng malah lari sih ? ohh gue tau dia mau main kejar kejaran sama gua, hihihiii~~” ucap kunti tersebut sambil ketawa ga jelas “gantengg.. i’m comingg !!!” teriak kunti tersebut lalu seketika ia melambaikan tangan kanan nya ke atas dan

Sreeeeeeettttttt~

kunti tersebut terbang di udara

Cakka semakin mempercepat larinya. Takut kalau kunti tersebut mengikutinya. Sampai pada tengah jalan ia mulai kehabisan tenaga dan berhentilah ia berlari

“hhhhh...hhhhha....hhhh~” desih nafas Cakka yang tak beraturan “gilaa..baru kali ini gua diajakin ngobrol sama mbak kunti..ihhh~” ucap Cakka yang mulai merinding “moga aja tuh kunti kaga ngikutin gue..” lanjutnya

Tanpa disadari Cakka, kunti tersebut sudah menemukan keberadaan Cakka dan langsung ngacir turun kebawah dan kuntu itu berdiri dibelakang tubuh Cakka.

“GANTENGG~ !!!” teriak kunti sambil memeluk Cakka dengan kedua tangan nya dari belakang tubuh Cakka.
Spontan Cakka kaget dan langsung berteriak

“aaaaaaaaaaaaa~~!!” teriak Cakka sembari berusaha melepaskan tangan kunti dari tubuhnya

Tapi semakin Cakka menjerit dan berusaha melepaskan diri, kunti tersebut semakin menjadi-jadi ia malah mempererat pelukannya.

“hihihihii~~” tawa kunti tersebut kegirangan(?)

Cakka terus berteriak dan berusaha melepaskan dirinya tapi kini ia mulai melemah dan tidak brontak lagi.

“heyy ganteng kok berenti sih brontak nya ? cape yaa? Hihihiii”kata kunti yg masih dalam keadaan memeluk Cakka

*author : eh kunti, udah dong acara peluk2an nya, gantian (?)”
Kunti : ih author apaan dah.. kan lo yg nulis..udah deh ah lanjutin aja..lagi seru nih..hihihi~
Author : kunti songong !! yadah gua mau lanjut nih..#author ngeksiss dikit :P *ga penting *abaikan !*

“heh, mbak kunti..udahan dong peluk gue nya susah napas nih gue !” kata Cakka yang mulai agak berani

“hmm boleh, tapi ada syarat nya ?” balas kunti disertai senyum sumringah(?)

‘nih kunti bener bener dah, licik bangat !’ ujar Cakka dalem hatinya

“iye iye..buruan ah !!” ucap Cakka yang tidak sabaran

“hihi, pertama : jangan lari lagi, kedua: jangan teriak lagi, ketiga: aku cuma mau kenal kamu lebih dalem..hihii” ucap kunti

“dalem ? sumur kali mbak !” ejek Cakka
“hihihi~ si ganteng pinter juga ngelawak...” balas kunti

“hemm~, lepasin dong mbak” ucap Cakka

“oh iya ampir aja lupa..tapi janji dulu jangan lari ya ?” balas kunti

“iyaa mbak kunti..” jawab Cakka

Akhirnya kunti tersebut melepaskan pelukannya...

Tapiiii apa yg terjadi ?

Tapiiii apa yg terjadi ????

Sreeeeettttttttttt..............

Cakka melaju kencang seperti angin menjauh dari kunti itu.

“eh...aiisshhh !! si ganteng boong “ucap kunti kesal

“gantengg...aku bakal kembali besok..” teriak kunti dan langsung menghilang

Cakka tidak mempedulikan teriakan kunti tersebut dan terus berlari...

tanpa sadar ia sudah berada didepan rumahnya dan langsung masuk menuju kekamar nya.

Ia menutup pintu kamar nya lalu dengan cepat membaringkan tubuh nya dikasur. Perlahan ia coba menutup mata dan akhirnya tertidur lelap.


--- ditempat yg berbeda ---

Tengah malam..

“aisshhh..kenapa deh gua yaa ? kok ga bisa tidur sih ?” gumam Alvin dikamarnya

Lalu Alvin pun keluar kamar nya dan pindah kedapur mengambil minum..
Alvin membuka kulkas dan mengambil air,lalu hendak menutupnya...
tapi saat kulkas ditutup...

bruukkk....

“halo!!”

Alvin yang sedang memegang botol minuman ditangannya, langsung kaget dan menoleh kearah sumber suara..
Dilihat nya sosok wanita cantik berpakaian serba putih..

“hihiiii” tawa wanita itu

“aaaaa~~” Alvin berteriak dan...

Brukkkk

Tubuhnya jatuh dilantai menandakan dia pingsan


“loh kok malah tidur disini ?” ucap wanita tersebut

“YA!!! Bangun dong...” lanjut wanita tersebut sambil menepuk nepuk pipi Alvin yang tidak sadar sadar

Lalu wanita itu mengambil botol minuman yg dipegang Alvin tadi..

Ssssrrrrrr~~

air itu ditumpahkannya ke wajah Alvin

Seketika Alvin sadar dan saat membuka matanya ia mendapati pandangan wajah wanita tersebut tepat didepan wajahnya

“aaaaaaaaaa~~”teriak Alvin untuk kedua kali nya

Wanita itu tidak hanya diam ia langsung menutup mulut Alvin dengan tangan kanan nya.

“hhhhhhmmm..hmm~” ucap Alvin yang ingin bicara tapi mulutnya masih dibekap oleh wanita itu

“alvin jonathan!! pliss berenti triak..”ucap wanita itu lembut

Lalu Alvin pun menuruti kata wanita tersebut ia diam dan hanya cengo. Wanita itu melepaskan tangan nya dari mulut Alvin dan Alvin bangun lalu menghindar beberapa cm dr wanita itu..

“ka..ka..muu sii..sia..pa ?” tanya Alvin gagap



“hihi, aku ? namaku Sivia Azizah” ucap wanita tersebut disertai senyumnya yang manis

“mmaa..ma..uu..aap..apaa kamu ke..kesinii..”balas Alvin yang masih agak takut

“aku ? cuma mau mampir aja kesini..hehe...”jawab Sivia

Alvin bingung mau nanya apalagi dia hanya cengo melihat wanita itu yg penampilannya sangat aneh...

“kenapa ? kok ngeliat aku kayak gitu ?”tanya Sivia

“ngg..ngaa..cu..maa..agakk...an..aneh ba..bajunya”jawab Alvin yang masih kaku

“aneh yaa ? abis aku ga ada baju lagi, baju nya dicuci semua(?) haha” balas Sivia sambil tertawa gaje

Alvin yang melihat Sivia bicara hanya senyum senyum diiringi dengan perasaan takut.

Ddrreeeetttt..dreeetttttt...(suara hp bergetar)

“halo?” kata Sivia yang mengangkat teleponnya

“ya !! Sivia cepat pulang dan cari adik mu !!” jawab seorang ibu teriak disebrang sana

“apa? kenapa harus aku ? ibu saja yang cari, aku lagi sibuk !” balas Sivia

“ya !!!! dia itu adikmu kalau nanti nyasar gimana....blablablaa.....” teriak ibu Sivia dengan panjang lebarr di telphone.

“aiisshhhh !!!ya ya aku cari Oik!!” balas Sivia lalu menutup telepon nya
*kunti juga ga ketinggalan jaman punya hp*

Alvin hanya menganga lebar melihat Sivia yang sangat sangat aneh...

“Alvin.. aku pulang dulu yaa..ibuku nyuruh aku cari adikku.. lain kali kita ngobrol lagi... daahhhh” ucap Sivia lalu pergi menghilang entah kemana

Alvin tersadar dari lamunannya saat Sivia sudah pergi..

lalu ia kembali menuju kamarnya dan mebaringkan tubuh nya,menutupinya dengan selimut lalu tertidur pulang

--- di sepanjang jalan ----

Sivia keluar dari rumah Alvin, ia terbang menelusuri jalan mencari adiknya.

“aish..kemana sih Oik pergi ? mana dia ga bawa hp susah bangat nyari tuh bocah !!” gerutu Sivia sepanjang jalan sembari terbang kesana kemari mencari adiknya

Sivia melihat ada segerombolan anak muda yg sedang asik mabok mabokan di pinggir jalan, Sivia turun dan menghampiri anak muda tersebut.

“hemmm...permisi anda liat adik saya ga ciri ciri nya pake baju sama kayak saya ?” tanya Sivia sambil menepuk bahu salah satu pemuda itu dari belakang.

“siapa lo ? cari adik lo ?” ucap pemuda itu lalu membalikkan tubuhnya “cari aja sen----” belum sempet pemuda itu melanjutkan bicaranya ia langsung berteriak...

“kun...kun...kunti..kuntilanakk~.......aaaaa~ !!!” teriak pemuda itu dan....

Bruuukkkk...

pemuda itu pingsan ditempat..

Teman temannya yg melihat pemuda itu pingsan dan melihat sesosok wanita serempak berteriak dan langsung lari secepat kilat pergi dari situ..

“yaelah malah pingsan nih orang ! emang gue nyeremin apa !! daritadi gua ngajak ngobrol udah 2 orang pingsan ngeliat gua..ya tuhan...ampunilah dosa hamba mu ini..” kata sivia sembari mengangkat tangan nya layaknya orang berdoa

“woiii !!” panggil seorang wanita dari belakang Sivia dan menepuk bahu Sivia

“aaaaaa~ ” teriak Sivia yang kaget*hantu bisa kaget juga ya?:P

“hahaha..dia kaget...wkwk !!!” tawa wanita itu dan Sivia pun menoleh ke belakang

“eh kemana aja lo? gue nyariin lo daritadi, pegel nih gue terbang mulu nyari lo!!” kata Sivia kesal

“hehe, maap mbak ikan...tadi gue abis jalan jalan..haha” jawabnya

“Oik rese!!” teriak Sivia sambil menjitak kepala Oik –adiknya-

“aw~..sakit tau.. lagian gua kan cuma jalan jalan bentar cari cowo,hehe” ucap Oik sambil mengelus kepalanya

“cowo mulu deh dipikiran lo ! *sama kayak lo Sivia *digetok fans Sivia*”ucap Sivia

“yee..biarin sirik aja deh kakakku ini..weekkk!!” kata Oik sambil menjulurkan lidahnya “eh itu siapa ? kok tiduran disini sih ?”lanjutnya sambil menunjukkan tangan nya kearah pemuda yg tadi pingsan

 “udalah ga penting ! udah yok pulang…Ibu udah ngamuk tuh lo pergi ga bilang bilang” ajak Sivia pada Oik

“cihhh, coba kalo nih cowo mukanya ganteng, udah gua gendong dah kerumah !” balas Oik sembari memandangi pemuda itu

Plakk !

sebuah jitakan keras mendarat di kepala Oik lagi

“awww..kakak.. sakit tauuu !!” ucap Oik merintih kesakitan

“helloww~ gua bilang apa tadi ? kita pulang sekarang !!!” teriak Sivia yang mulai kesal

“ya ya kakakku~” jawab Oik yang sudah pasrah plus sama wajahnya

Lalu mereka pun terbang dan pulang kerumah mereka...

-bersambung-
bagaimana cerita selanjutnya?? kekkekek...makanya kunjungi blog ini selalu ^.^

Oia, ini cerbung copas dari temen guweee gituuu..kekekek